Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan
Saya
yakin anda pasti tahu atau mengenal kata afirmasi (affirmation). Affirmation,
kalau menurut kamus elektronik Encarta mempunyai makna ?declare something to be
true: to declare positively that something is true? (menyatakan sesuatu sebagai
hal yang benar) atau ?declare support for something: to declare support
or admiration for somebody or something?(menyatakan dukungan terhadap seseorang
atau sesuatu).
Afirmasi sangat populer digunakan sebagai alat untuk
memprogram ulang pikiran kita. Dalam kesempatan ini saya ingin mengulas sebagai
bagian dari komunikasi kita sehari-hari baik yang bersifat verbal maupun
nonverbal. Apa maksudnya?
Selama ini kita telah memprogram dengan kalimat yang kita
pilih secara khusus untuk kita baca berulang-ulang, seperti layaknya Doa, mantra,
agar dapat mempengaruhi pikiran kita. Dengan demikian
diharapkan akan terjadi perubahan pada diri kita.
Kita, selama ini, jarang memperhatikan pilihan kata yang
kita gunakan saat kita berkomunikasi. Coba anda renungkan sejenak. Bagaimanakah
pola komunikasi anda selama ini. Apakah saat suatu bentuk pikiran (thought)
muncul di pikiran (mind) anda langsung bicara ataukah anda memperhatikan dengan
saksama pilihan kata yang anda gunakan?
Mengapa kita perlu hati-hati dalam memilih kata? Setiap
kata mempunyai kekuatan dalam memprogram pikiran kita. Kata yang kita gunakan
ini, suka atau tidak, sebenarnya adalah afirmasi yang sangat dahsyat efeknya. Kata yang kita gunakan, secara sadar atau tidak, menentukan level dan
kualitas berpikir kita. Saya teringat saat membaca Bagavadgita. Saat itu Arjuna
bertanya kepada kusir kereta kudanya,?Bagaimana cara yang paling efektif untuk
mengetahui kualitas seorang manusia??
Sang kusir, yang sebenarnya adalah penjelmaan dari Wisnu,
dengan bijak menjawab, ? Apa yang keluar dari mulut seseorang menentukan
kualitas kepribadiannya?.
Nah, sebelum saya lanjutkan, coba rasakan di hati anda
apa perasaan yang muncul saat saya berkata, ?Cinta?, ?Sukses?, ?Bahagia?,?Kasih
Sayang?,?Tenang?,?Indah?, ?Damai?,?Pengorbanan?,?Benci?, ?Bangsat?, ?Jahanam?,
?Diperkosa?.
Bisakah anda merasakan bedanya? Untuk lebih jelas
merasakannya coba anda baca satu kata lalu tutup mata anda dan ulangi kata itu
di dalam hati. Setelah itu baca kata lainnya lagi.
Bila anda melakukan dengan sungguh-sungguh maka di hati
anda pasti akan muncul perasaan yang sejalan dengan kata yang anda ucapkan.
Pertanyaannya sekarang adalah,?Mengapa hanya dengan mengucapkan suatu kata kita
langsung merasakan suatu emosi??
Pikiran kita bekerja bukan berdasarkan kata-kata. Pikiran bekerja dengan menggunakan gambar. Saat suatu kata kita ucapkan
atau pikirkan maka pikiran akan langsung mengubah kata itu menjadi suatu
gambar, di dalam pikiran kita, yang sejalan dengan pengalaman hidup kita, yang
berhubungan dengan kata itu.
Misalnya? Ambil kata ?Cinta?. Saat kita mengucapkan atau
memikirkan kata ?Cinta? maka pikiran kita akan mengubahnya menjadi gambar ayah
atau ibu, istri atau anak, pacar, gambar hati, hari pernikahan, saat-saat indah
pacaran, atau mungkin mantan kekasih. Selanjutnya gambar ini membangkitkan
emosi yang terkait dengannya. Selanjutnya emosi ini akan membangkitkan emosi
lainnya. Demikian selanjutnya.
Contoh lainnya? Coba rasakan bedanya efek kata
?Mati?,?Tewas?,?Wafat?,?Mangkat?, ?Meninggal?, dan ?Mampus?. Bisa anda rasakan
bedanya? Meskipun semuanya mempunyai makna yang sama namun efeknya di pikiran
dan perasaan berbeda.
Dengan memahami dan menyadari bahwa setiap kata mempunyai
pengaruh yang begitu dahsyat maka kita harus benar-benar hati-hati memilih kosa
kata.
Contoh saya di atas adalah kata yang berdiri
sendiri. Bagaimana kalau sudah dirangkai menjadi
kalimat? Wah ini jauh lebih dahsyat lagi efeknya. Coba, sekali lagi, anda
rasakan di hati anda perbedaan kalimat berikut ini:
1. Massa menghakimi pencuri ayam hingga tewas
2. Massa menghajar pencuri ayam hingga tewas
3. Massa menganiaya pencuri ayam hingga tewas
4. Massa menyiksa pencuri ayam hingga tewas
Efek perasaan negatip ini akan lebih kuat bila anda
membaca setiap kalimat dengan sungguh-sungguh dan menggunakan intonasi atau
tekanan suara.
Sekarang, saya perlu menetralisir perasaan negatip di
hati anda, karena membaca kalimat-kalimat di atas dengan perasaan positip. Coba
rasakan kalimat berikut:
? Cinta kasih Ibu begitu tulus, hangat, dan tanpa syarat mengisi relung hati
dan jiwaku, menguatkan dan sekaligus meneguhkan hatiku. Terima kasih Ibu?
Setiap kata atau kalimat yang memberikan pengaruh
negatip, karena membangkitkan emosi negatip, harus kita hindari. Mengapa? Emosi
negatip ini sangat merugikan diri kita karena bersifat sebagai lintah energi.
Emosi negatip ini akan menguras energi psikis kita. Satu prinsip emosi yang
jarang orang perhatikan adalah bahwa emosi, baik positip maupun negatip, akan
semakin kuat bila sering diakses atau dirasakan.
Pertama, kita memilih kosa kata dengan saksama
dan bijak. Pilihlah kosa kata yang mempunyai efek positip. Kalaupun terpaksa
menggunakan kata yang agak negatip maka kita perlu menyatakannya dengan cara
yang positip. Misalnya anda merasa tersinggung. Daripada berkata ? Saya
tersinggung atas pernyataannya? anda akan lebih positip bila berkata ? Saya
kurang setuju dengan pernyatannya?.
Kalimat kedua selain lebih positip karena
tingkat intensitas emosinya lebih rendah juga lebih intelek. Kalau anda kurang
setuju maka anda pasti punya alasan sehingga bisa terjadi diskusi atau
komunikasi yang konstruktif. Kalau anda tersinggung maka anda dikuasai emosi
sehingga sulit berpikir jernih.
Kedua, kita mengurangi atau kalau bisa menghindari sama
sekali membaca berita-berita negatip. Ketiga, menghindari berita televisi yang
negatip. Keempat, menghindari kawan atau lingkungan yang negatip, yang sudah
tentu banyak menggunakan kosa kata negatip.
Selain mengurangi atau menghindari yang negatip kita
perlu memperbanyak pemakaian kosa kata positip yang mempunyai efek kuat.
Rasakan bedanya kalimat ini, ?Pikiran saya tenang? dan ?Pikiran saya
damai?,?Saya suka baca buku? dan ?Saya sangat menikmati membaca buku?, ?
Oh ya, selain perlu hati-hati memilih kosa kata kita juga
perlu mengembangkan perbendaharaan kata. Semakin banyak kosa kata seseorang
biasanya semakin baik kemampuannya mengutarakan isi hati dan pikirannya. Dengan
demikian akan semakin efektif ia melakukan afirmasi, komunikasi dengan diri
sendiri maupun dengan orang lain, yang tentunya berpengaruh dalam memprogram
pikirannya.
Bagaimana caranya? Ya, banyak-banyaklah membaca dan
belajar. Anda harus, saya menggunakan kata ?harus? bukan sebaiknya, mempunyai
KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia. Selain itu anda perlu memiliki kamus
bahasa Inggris. Minimal English-Indonesia. Akan lebih baik lagi kalau punya
English-English Dictionary.
Saya menutup artikel ini dengan pertanyaan,?Sudahkah
anda memiliki kamus bahasa, khususnya KBBI??.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar