ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan
Pendidikan di jenjang
sekolah menengah seyogyanya disiapkan untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Tetapi pada kenyataannya karena
suatu sebab yang tidak dapat dihindarkan, misal karena kemampuan, biaya tidak
ada, ataupun sebab-sebab lain, maka pilihan selanjutnya adalah bekerja.
Pekerjaan yang
memuaskan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan diperlukan perencanaan
secara matang. Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para
siswa, khususnya di tingkat SMU sudah dirasakan sejak lama, dan sejak
ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan. Namun
karena sempitnya pemahaman para konselor di sekolah, sehingga dalam
pelaksanaanya sering terjadi malpraktek (dianggap sebagai bidang studi sehingga
diajarkan), tidak diikuti dengan assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak
diberikan secara mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan
secara intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh
dari apa yang diharapkan.