Senin, 22 Juni 2015

PERENCANAAN KARIR DI SEKOLAH

ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan

Pendidikan di jenjang sekolah  menengah seyogyanya disiapkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Tetapi pada kenyataannya karena suatu sebab yang tidak dapat dihindarkan, misal karena kemampuan, biaya tidak ada, ataupun sebab-sebab lain, maka pilihan selanjutnya adalah bekerja.
Pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan diperlukan perencanaan secara matang. Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para siswa, khususnya di tingkat SMU sudah dirasakan sejak lama, dan sejak ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan. Namun karena sempitnya pemahaman para konselor di sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya sering terjadi malpraktek (dianggap sebagai bidang studi sehingga diajarkan), tidak diikuti dengan assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak diberikan secara mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan secara intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan.
Oleh karena pentingnya pengetahuan tentang karir khususnya bagi carlon guru, dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa dan bagaimana bimbingan kariri tersebut.

    A.    PENGERTIAN BIMBINGAN KARIR
Di lingkup sekolah, aktivitas yang dulu disebut sebagai layanan informasi (yaitu menyediakan informasi tentang pekerjaan dan pendidikan) sejak tahun 1970-an, konsep layanan dasarnya meluas dan sebuah label baru (yang lebih tepat) diberikan: bimbingan karir.

Gibson dan Mitchell mendefinisikan Karir (career) sebagai jumlah total pengalaman kerja seseorang di dalam kategori pekerjaan umum seperti mengajar, akutansi, pengobatan, atau penjualan. Pekerjaan (occupation) adalah sebuah aktivitas spesifik dari pekerjaan atau karya.

Masih menurut Gibson dan Mitchell, pengembangan karir (career development) adalah aspek dari pengembangan total individu yang menitihberatkan pembelajaran, persiapan, cara memasuki dan kemajuan di dunia kerja. Pendidikan karir (career education) adalah pengalaman pendidikan terencana yang memfasilitasi pengembangan karir seseorang dan mempersiapkannya masuk ke dunia kerja. Sedangkan Bimbingan Karir (career guidance) diartikan sebagai  aktivitas yang dilakukan konselor di berbagai lingkup dengan tujuan menstilmulsi dan memfasilitasi perkembangan karir seseorang di sepanjang usia bekerjanya. Aktivitas ini meliputi bantuan dalam perencanaan karir, pengambilan keputusan dan penyesuaian diri.

B.     Teori-Teori Pengembangan Karir Dan Pengambilan Keputusan
Untuk lebih memahami hakekat karir dapat ditinjau dari teori-teori perkembangan karir yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Gibson dan Mitchell (1995) paling tidak terdapat lima teori perkembangan karir, yaitu : 
(1) teori proses, 
(2) teori perkembangan, 
(3) teori kepribadian, 
(4) teori sosiologi, 
(5) teori ekonomi, dan 
(6) teori lain.




a.    Teori Proses
Menurut teori proses, pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk dalam suatu pekerjaan tertentu sesuai pilihan adalah proses yang berisi tahapan-tahapan tertentu yang akan dilalui oleh setiap individu. Salah satu tokoh teori proses adalah Ginzberg. Menurut Ginzberg, perkembangan karir terikat pada tiga eleman dasar, yaitu proses, iveribilitas, dan kompromi.

b.  Teori Perkembangan
Menurut teori ini memandang bahwa perencanaan karir merupakan perkembangan karir pada seseorang sebagai aspek perkembangan totalitas pribadi. Sebagaimana aspek perkembangan yang lain, perkembangan jabatan berlangsung mulai sejak awal kehidupan dan berlangsung secara terus menerus secara kontinum sampai akhir hayatnya.

c.  Teori Kepribadian
Dalam teori ini memandang bahwa pilihan jabatan / pekerjaan merupakan ekspresi dari kepribadian. Dinyatakan bahwa perilaku mencari pekerjaan hakekatnya adalah upaya mencocokkan antara karakteristik individu dengan lapangan pekerjaan khusus

d.   Teori Sosiologi
Menurut Gibson dan Mitchell bahwa pilihan karir lebih berhubungan dengan kesempatan dari pada sesuatu yang sengaja direncanakan. Kesempatan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kelas social, disamping factor-faktor lain seperti budaya, kondisi-kondisi yang dibawa sejak lahir atau muncul kemudian, kesempatan pendidikan, dan observasi terhadap model.

e.   Teori Ekonomi
Menurut Gibson dan Mitchell teori ini menekankan pentingnya faktor-faktor ekonomi dalam pilihan karir. Hal ini terutama terkait dengan tersedianya beberapa tipe pekerjaan versus tersedianya pekerja-pekerja yang qualified untuk pekerjaan tersebut. Faktor utama dalam pilihan karir adalah : “Apa jenis pekerjaan yang dapat saya peroleh?”. Pilihan karir terutama berdasar kepada pertimbangan apakah pekerjaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan keluarganya, keamanan pekerjaan, keuntungan (khususnya asuransi kesehatan serta rencana pensiun) atau factor-faktor yang dianggap paling menguntungkan dan paling bernilai pada individu tersebut (tidak selalu dalam bentuk uang).

f.   Teori lain
Termasuk dalam teori lain ini adalah teori belajar social. Teori ini bermaksud menjawab pertanyaan mengapa seseorang memasuki lapangan pekerjaan tertentu dan mengapa orang memperlihatkan preferensi kerja tertentu. Salah satu tokoh dalam teori ini adalah Krumboltz yang mengembangkan teori karirnya berdasar atas teori belajar sosial dari Bandura dan dikenal sebagai teori pengambilan keputusan. Menurutnya pribadi dan lingkungan merupakan faktor penting bagi penentuan keputusan karir seseorang. Pengambilan keputusan karir juga tidak berlangsung secara kebetulan, tetapi ditentukan pandangan dirinya sebagai hasil interaksi antara diri dan lingkungan tersebut, melalui pengalaman, respon-respon kognitif dan perasaan, serta keterampilan dalam membuat keputusan.

C.    BIDANG BIMBINGAN KARIER
Dalam bidang bimbingan karier, membantu siswa merencanakan dan mengembangakan masa depan karier. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a.  Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
b.      Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang dikembangakan.
c.       Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d.      Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.

D.    TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN KARIR DAN KONSELING
Secara umum tujuan bimbingan karir dan konseling sebagai berikut:
a)      Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

b)      Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunnjang kematangan kompetensi kerja.

c)  Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya dan sesuai dengan norma agama.

d)     Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

e)  Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.

f)  Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

g)  Mengenal keterampilan, minat, dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya. Dalam bidang pekerjaan apa dia mampu dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.

h)   Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.

i)  Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat.

Bimbingan karir merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, dan di pihak lain untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada, persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu. Dengan demikian ia akan dapat memadukan apa yang dituntut oleh sesuatu pekerjaan atau karir dengan kemampuan atau potensi  yanga da dalam dirinya.

FUNGSI BIMBINGAN KARIR
Bimbingan karir merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Melaksanakan bimbingan karir tidak terlepas dari bimbingan secara menyeluruh, sehingga bimbingan yang lain menjadi terbengkalai.
Bimbingan karir perlu dan penting diberikan kepada para siswa, baik siswa SMP dan terlebih-lebih siswa SMA dengan alasan sebagai berikut:

a.  Para siswa di tingkat SMA pada akhir semester dua perlu menjalani pemilihan program studi atau penjurusan.

b.  Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun dunia kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.

c.  Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Merekalah yanga kan menentukan bagaimana keadaan negara yang akan datang. Mereka adalah sumber daya manusia dalam pembangunan.

d.  Suatu kenyataan pula bahwa para siswa SMA sedang dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. 
Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan bila karena sesuatu sebab tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

E.     PERAN KONSELOR SEKOLAH DI DALAM PENGEMBANGAN KARIR SISWA:
1.    Konseling Karir
Program pendidikan karir dirancang untuk menyiapkan individu bagi pemilihan karir secara bijak, namun banyak remaja dan para dewasa muda tidak mampu mengatasi pengambilan keputusna yang kritis ini tanpa bantuan konselor profesional,

2.   Asesmen Karir
Salah satu aspek penting program pendidikan karir menyediakan siswa-siswa peluang untuk menilai karakteristik pribadi mereka terkait perencanaan karir dan pengambilan keputusan.

3.   Sumber Daya Individu an Konsultan
Konselor sekolah tradisional secara aktif dalam memperoleh bahan-bahan yang tepat bagi perencanaan dan pembuatan keputusan karir.

4.   Agen Perantara
Yang jelas, konselor akan semakin dituntut aktif dalam upaya-upaya kolaborasi bukan hanya dengan para guru dan pihak lain di lingkup sekolah, namun juga dengan lembaga komunitas dan pekerja.

F.     MODEL DAN TEKNIK RANGKAIAN UNTUK PROGRAM KARIR.
Model untuk Program Karir:
a.       Orientasi kesadaran
b.      Assesment diri
c.       Penjajakan karir
d.      Menentukan tujuan karir
e.       Pengalaman kerja
f.       Konteks karir
g.      Tersedianya dunia kerja
h.      Penempatan

Teknik Konseling Karir
Teknik konseling yang dapat digunakan dalam konseling karir antara lain:
a)      Konseling kelompok
b)      Konseling perorangan
c)      Konseling teman sebaya
d)     Penempatan

G.    TIPE KONSELING KARIR
Menurut Morrill dan Forrest ada empat tipe konseling  karir, yaitu:
a.  Konseling yang membantu klien dengan suatu keputusan tertentu dengan memberikan informasi dengan klarifikasi masalah.

b.  Konseling yang membantu klien dengan suatu keputusan tertentu dengan memusatkan perhatian pada keterampilan membuat keputusan.

c.   Konseling yang memandang karir sebagai proses, bukan sebagai tujuan.

d. Konseling yang memusatkan perhatian pada usaha menanamkan kemampuan menggunakan karakteristik personal klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan klien sendiri.

H.    PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KARIR
Tujuan bimbingan karir akan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, yaitu:

a.  Bimbingan karir dilaksanakan dengan cara yang disusun dalam satu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir. Setiap paket merupakan modul utuh yang terdiri dari beberapa macam topik bimbingan. Berkaitan dengan hal ini pihak yang berwenang, yaitu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengeluarkan paket yang dikenal dengan Paket Bimbingan Karir yang terdiri dari lima paket. Paket I, yaitu mengenai pemahaman diri, Paket II mengenai nilai-nilai, Paket III, mengenai pemahaman lingkungan, Paket IV mengenai hambatan dan cara mengatasi hambatan, dan Paket V mengenai merencanakan masa depan.

b.   Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan secara instruksioanal. Dengan demikian bimbingan karir tidak dilaksanakans ecara khusus, tetapi dipaduakn dengan kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini setiap guru dapat memberikan bimbingan karir pada saat-saat memberikan pelajaran yang berhubungan dengan suatu karir tertentu. Kenyataannya sulit karena guru harus mengenal berbagai karir yanga dan waktu untuk pelajaran pokok akan terganggu.

c.  Bimbingan karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit. Jika ini yang ditempuh maka kegiatan bimbingan karir direncanakan dan diprogramkan oleh sekolah. Dalam kaitan ini petugas bimbingan yang memberikan bimbingan karir ini, dengan tidak memberikan beban kepada guru-guru lain. Dengan pola ini maka perlu ada jam khusus.

d.  Kegiatan bimbingan karir dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut hari karir atau career day. Pada hari tersebut semua kegiatan bimbingan karir dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karir yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk tiap tahun. Kegiatan ini diisi dengan ceramah oleh orang yang dianggap ahli dalam pekerjaan, misalnya pimpinan perusahaan, orang-orang yang dipandang berhasil dalam dunia kerjanya, petugas dari Departemen Tenaga Kerja, diskusi tentang pengembanagn karir, dan sebagainya.

e.  Karyawisata karir yang diprogramkan oleh sekolah. Sudah barang tentu objek karyawisata ini harus berkaitan dengan pengembangan karir siswa.

I.   PAKET-PAKET BIMBINGAN KARIR
Di depan tellah disingung mengenai paket-paket bimbingan karir yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka realisasi bimbingan karir tersebut. Paket tersebut terdiri dari paket oemahaman diri sampai paket merencanakan masa depan.

Paket I adalah paket pemahaman diri, yaitu suatu paket yang dimaksudkan untuk membantu siswa agar dapat mengetahui dan dapat memahami siapa sebenarnya dirinya. Para siswa diharakan akan dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat, cita-citanya. Oleh karena itu Paket I ini terdiri dari 
(a) pengantar pemahaman diri, 
(b) bakat, potensi dan kemampuan, 
(c) cita-cita/gaya hidup, dan 
(d) sikap. Dalam pelaksanaannya siswa dituntut untuk dapat mencapai hal tersebut, sehingga dapat mengetahui serta memahami keadaan dirinya. Pertanyaan “siapa saya” akan dijawab

Paket II adalah paket mengenai nilai-nilai. Dengan paket ini siswa diharapkan akan dapat menegtahui serta memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan juga nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, paket ini mencakup 
(a) nilai kehidupan, 
(b) saling mengenal dengan nilai orang lain, 
(c) pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri, 
(d) pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain, 
(e) nilai-nilai yang bertentanan dengan kelompok atau masyarakkat, dan 
(f) bertindak atas nilai-nilai sendiri.

Paket III adalah paket yang berkaitan dengan pemahaman lingkungan. Dengan paket ini siswa diharapkan akan dapat mengetahui serta memahami keadaan lingkunagan. Dengan mengetahui dan memahami lingkungan maka siswa akan lebih tepat di dalam mengambil langkah. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan (a) informasi pendidikan, (b) kekayaan daerah dan pengembangannya, dan (c) informasi jabatan

Paket IV adalah paket yang berhubungan denagn hambatan dan mengatasi hambatan. Dengan paket inisiswa diharapkan akan dapat mengetahui dan memahami hambatan-hambatan apa yang ada dalam rangka pencapaian tujuan, yaitu karir yang cocok, dan setelah mengetahui hambatannya maka akan mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada. Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan 
(a) faktor pribadi, 
(b) faktor lingkungan, 
(c) manusia dan hambatan, dan 
(d) cara-cara mengatasi hambatan.

Paket V adalah paket yang berkaitan dengan merencanakan masa depan. Setelah siswa memahami apa yang ada dalam dirinya, bagaimana keadaan dirinya, memahami nilai-nilai yang ada baik yang ada dalam dirinya sendiri maupun yang ada dalam masyarakat, memahami lingkungan baik mengenai informasi mengenai pendiidkan maupun informasi mengenai pekerjaan, dan siswa juga telah memahami hambatan-hambatan yang ada baik yang ada dalam diri sendiri maupun yang ada di luar, maka pada paket lima ini siswa diharapkan telah mampu merencanakan masa depannya. Karena itu paket V ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan 

(a) menyususn informasi diri, 
(b) mengelola informasi diri, 
(c) mempertimbangkan alternatif 
(d) keputusan dan rencana, dan 
(e) merencanakan masa depan. (Depdikbud, Bimbingan Karir 1984)

Peran program konseling di lingkup sekolah merupakan satu dari sekian kontribusi sekolah bagi pembelajaran, pertumbuhan, dan perkembangan, dan persiapan bagi kerja anak-anak muda. Untuk menitikberatkan peluang bagi pengambangan karir siswa, sejumlah prinsip pedoman berikut dapat dijadikan tujuan yang tepat program konseling sekolah sekaligus menjadi kerangka umum pengembangan karir yang baik:

1.      Semua siswa mestinya disediakan kesempatan yang sama untuk mengembangkan sebuah basis tidak bias dimana mereka bisa membuat keputusan karir mereka.

2.      Pengembangan sedini mungkin dan berkesinambungan bagi sikap-sikap positif siswa terhadap pendidikan adalah aspek yang sangat kritis.

3.      Sebagai konsekuensi dari poin-poin sebelumnya, siswa mestinya diajar untuk melihat karir sebagai cara hidup dan ppendidikan sebagai persiapan bagi kehidupan.

4.      Siswa mestinya dibantu untuk mengembangkan pemahamn yang tepat tentang diri mereka dan harus dipersiapkan untuk meningkatkan pemahaman ini bagi pengembangan pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan karir pendidikan.

5.      Siswa disemua jenjang harus diberikan pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karir.
6.      Siswa memerlukan pemahaman tentang di mana dan kenapa mereka berada di titik tertentu dari kontinum pendidikan di waktu tertentu.

7.      Siswa di setiap jenjang ppendiidkan mestinya memiliki pengalaman berorientasi-karir yang tepat sesuai tingaat kesiapan mereka sekaligus kebermaknaan dan kerealistisannya.

8.      Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengetes konsep, keterampilan dan peran untuk mengembangkan nilai yang dapat memiliki aplikasi karier di masa depan.

9.      Program bimbingan dan konseling karir yang di pusatkan di kelas, dengan koordinasi dan konsultasi oleh konselor sekolah, partisipasi oleh orang tua, dan kontribusi sumber daya oleh komunitas.

10.  Program bimbingan dan konseling karir sekolah diintegrasikan menjadi pemfungsian bimbingan dan konseling dan program-program pendidikan total lembaga.

11.  Siswa harus siap mengatasi perubahan dramatis di dunia kerja yang sudah menghilangkan kebanyakan karakteristik tradisional karir di masa lalu.

12.  Siswa mestinya dibantu mengmbangkan kedewasaan ayng dibutuhkan untuk membuat keputusan karir yang efektif dan memasuki dunnia kerja


DAFTAR PUSTAKA

Robert L. Gibson & Marianne H. Hitchell, Bimbingan dan Konsleing, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2011.
Dewa Ketut Sukardi, Pengaantar Pengantar  Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta: Jakarta, 2000.
Walgito, Bimo, Bimbingan & Konseling (Studi dan Karir), ANDI OFFSET: Yogyakarta, 2005.
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal, (ANDI: Yogyakarta, 2013.


Tidak ada komentar: