ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan
Pendidikan di jenjang
sekolah menengah seyogyanya disiapkan untuk melanjutkan ke jenjang
yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Tetapi pada kenyataannya karena
suatu sebab yang tidak dapat dihindarkan, misal karena kemampuan, biaya tidak
ada, ataupun sebab-sebab lain, maka pilihan selanjutnya adalah bekerja.
Pekerjaan yang
memuaskan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan diperlukan perencanaan
secara matang. Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para
siswa, khususnya di tingkat SMU sudah dirasakan sejak lama, dan sejak
ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan. Namun
karena sempitnya pemahaman para konselor di sekolah, sehingga dalam
pelaksanaanya sering terjadi malpraktek (dianggap sebagai bidang studi sehingga
diajarkan), tidak diikuti dengan assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak
diberikan secara mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan
secara intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh
dari apa yang diharapkan.
Oleh karena pentingnya
pengetahuan tentang karir khususnya bagi carlon guru, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai apa dan bagaimana bimbingan kariri tersebut.
A. PENGERTIAN
BIMBINGAN KARIR
Di lingkup sekolah,
aktivitas yang dulu disebut sebagai layanan informasi (yaitu menyediakan
informasi tentang pekerjaan dan pendidikan) sejak tahun 1970-an, konsep layanan
dasarnya meluas dan sebuah label baru (yang lebih tepat) diberikan: bimbingan
karir.
Gibson dan Mitchell
mendefinisikan Karir (career) sebagai jumlah total pengalaman kerja seseorang
di dalam kategori pekerjaan umum seperti mengajar, akutansi, pengobatan, atau
penjualan. Pekerjaan (occupation) adalah sebuah aktivitas spesifik dari
pekerjaan atau karya.
Masih menurut Gibson
dan Mitchell, pengembangan karir (career development) adalah aspek dari
pengembangan total individu yang menitihberatkan pembelajaran, persiapan, cara
memasuki dan kemajuan di dunia kerja. Pendidikan karir (career education)
adalah pengalaman pendidikan terencana yang memfasilitasi pengembangan karir
seseorang dan mempersiapkannya masuk ke dunia kerja. Sedangkan Bimbingan Karir
(career guidance) diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan
konselor di berbagai lingkup dengan tujuan menstilmulsi dan memfasilitasi
perkembangan karir seseorang di sepanjang usia bekerjanya. Aktivitas ini
meliputi bantuan dalam perencanaan karir, pengambilan keputusan dan penyesuaian
diri.
B. Teori-Teori
Pengembangan Karir Dan Pengambilan Keputusan
Untuk lebih memahami
hakekat karir dapat ditinjau dari teori-teori perkembangan karir yang
dikemukakan oleh para ahli. Menurut Gibson dan Mitchell (1995) paling tidak
terdapat lima teori perkembangan karir, yaitu :
(1) teori proses,
(2) teori
perkembangan,
(3) teori kepribadian,
(4) teori sosiologi,
(5) teori ekonomi,
dan
a. Teori
Proses
Menurut teori proses,
pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk dalam suatu pekerjaan tertentu sesuai
pilihan adalah proses yang berisi tahapan-tahapan tertentu yang akan dilalui
oleh setiap individu. Salah satu tokoh teori proses adalah Ginzberg. Menurut
Ginzberg, perkembangan karir terikat pada tiga eleman dasar, yaitu proses,
iveribilitas, dan kompromi.
b. Teori
Perkembangan
Menurut teori ini
memandang bahwa perencanaan karir merupakan perkembangan karir pada seseorang
sebagai aspek perkembangan totalitas pribadi. Sebagaimana aspek perkembangan
yang lain, perkembangan jabatan berlangsung mulai sejak awal kehidupan dan
berlangsung secara terus menerus secara kontinum sampai akhir hayatnya.
c. Teori
Kepribadian
Dalam teori ini memandang bahwa pilihan jabatan
/ pekerjaan merupakan ekspresi dari kepribadian. Dinyatakan bahwa perilaku
mencari pekerjaan hakekatnya adalah upaya mencocokkan antara karakteristik
individu dengan lapangan pekerjaan khusus
d. Teori
Sosiologi
Menurut Gibson dan
Mitchell bahwa pilihan karir lebih berhubungan dengan kesempatan dari pada
sesuatu yang sengaja direncanakan. Kesempatan tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh kelas social, disamping factor-faktor lain seperti budaya,
kondisi-kondisi yang dibawa sejak lahir atau muncul kemudian, kesempatan
pendidikan, dan observasi terhadap model.
e. Teori
Ekonomi
Menurut Gibson dan
Mitchell teori ini menekankan pentingnya faktor-faktor ekonomi dalam pilihan
karir. Hal ini terutama terkait dengan tersedianya beberapa tipe pekerjaan
versus tersedianya pekerja-pekerja yang qualified untuk pekerjaan tersebut.
Faktor utama dalam pilihan karir adalah : “Apa jenis pekerjaan yang dapat saya
peroleh?”. Pilihan karir terutama berdasar kepada pertimbangan apakah pekerjaan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan keluarganya, keamanan
pekerjaan, keuntungan (khususnya asuransi kesehatan serta rencana pensiun) atau
factor-faktor yang dianggap paling menguntungkan dan paling bernilai pada
individu tersebut (tidak selalu dalam bentuk uang).
f. Teori
lain
Termasuk dalam teori
lain ini adalah teori belajar social. Teori ini bermaksud menjawab pertanyaan
mengapa seseorang memasuki lapangan pekerjaan tertentu dan mengapa orang
memperlihatkan preferensi kerja tertentu. Salah satu tokoh dalam teori ini
adalah Krumboltz yang mengembangkan teori karirnya berdasar atas teori belajar
sosial dari Bandura dan dikenal sebagai teori pengambilan keputusan. Menurutnya
pribadi dan lingkungan merupakan faktor penting bagi penentuan keputusan karir
seseorang. Pengambilan keputusan karir juga tidak berlangsung secara kebetulan,
tetapi ditentukan pandangan dirinya sebagai hasil interaksi antara diri dan
lingkungan tersebut, melalui pengalaman, respon-respon kognitif dan perasaan,
serta keterampilan dalam membuat keputusan.
C. BIDANG
BIMBINGAN KARIER
Dalam bidang bimbingan
karier, membantu siswa merencanakan dan mengembangakan masa depan karier.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. Pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
b. Pemantapan
orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang
dikembangakan.
c. Orientasi
dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
D. TUJUAN
DAN FUNGSI BIMBINGAN KARIR DAN KONSELING
Secara umum tujuan bimbingan karir dan
konseling sebagai berikut:
a) Memiliki
pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
b) Memiliki
pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunnjang kematangan
kompetensi kerja.
c) Memiliki sikap
positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa
pun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya dan sesuai dengan
norma agama.
d) Memahami relevansi
kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian
atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e) Memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
f) Memiliki
kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional
untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi
kehidupan sosial ekonomi.
g) Mengenal
keterampilan, minat, dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir
amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh karena itu, setiap
orang perlu memahami kemampuan dan minatnya. Dalam bidang pekerjaan apa dia
mampu dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.
h) Memiliki
kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.
i) Memiliki
kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis,
berkeadilan, dan bermartabat.
Bimbingan karir
merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada dalam
diri sendiri dengan baik, dan di pihak lain untuk mengetahui dengan baik
pekerjaan apa saja yang ada, persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu.
Dengan demikian ia akan dapat memadukan apa yang dituntut oleh sesuatu
pekerjaan atau karir dengan kemampuan atau potensi yanga da dalam
dirinya.
FUNGSI BIMBINGAN KARIR
Bimbingan karir
merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
Melaksanakan bimbingan karir tidak terlepas dari bimbingan secara menyeluruh,
sehingga bimbingan yang lain menjadi terbengkalai.
Bimbingan karir perlu
dan penting diberikan kepada para siswa, baik siswa SMP dan terlebih-lebih
siswa SMA dengan alasan sebagai berikut:
a. Para siswa
di tingkat SMA pada akhir semester dua perlu menjalani pemilihan program studi
atau penjurusan.
b. Kenyataan
menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun dunia
kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja dengan
senang dan baik.
c. Siswa SMA
merupakan angkatan kerja yang potensial. Merekalah yanga kan menentukan
bagaimana keadaan negara yang akan datang. Mereka adalah sumber daya manusia
dalam pembangunan.
d. Suatu kenyataan
pula bahwa para siswa SMA sedang dalam masa remaja yang merupakan masa
peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Siswa SMP juga
membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan bila karena sesuatu sebab
tidak dapat melanjutkan sekolahnya.
E. PERAN
KONSELOR SEKOLAH DI DALAM PENGEMBANGAN KARIR SISWA:
1. Konseling Karir
Program pendidikan karir dirancang untuk menyiapkan individu bagi pemilihan
karir secara bijak, namun banyak remaja dan para dewasa muda tidak mampu
mengatasi pengambilan keputusna yang kritis ini tanpa bantuan konselor
profesional,
2. Asesmen Karir
Salah satu aspek penting program pendidikan karir menyediakan siswa-siswa
peluang untuk menilai karakteristik pribadi mereka terkait perencanaan karir
dan pengambilan keputusan.
3. Sumber Daya
Individu an Konsultan
Konselor sekolah tradisional secara aktif dalam memperoleh bahan-bahan yang
tepat bagi perencanaan dan pembuatan keputusan karir.
4. Agen Perantara
Yang jelas, konselor akan semakin dituntut aktif dalam upaya-upaya kolaborasi
bukan hanya dengan para guru dan pihak lain di lingkup sekolah, namun juga
dengan lembaga komunitas dan pekerja.
F. MODEL
DAN TEKNIK RANGKAIAN UNTUK PROGRAM KARIR.
Model untuk Program Karir:
a. Orientasi
kesadaran
b. Assesment diri
c. Penjajakan
karir
d. Menentukan
tujuan karir
e. Pengalaman
kerja
f. Konteks
karir
g. Tersedianya
dunia kerja
h. Penempatan
Teknik Konseling Karir
Teknik konseling yang dapat digunakan dalam konseling karir antara lain:
a) Konseling
kelompok
b) Konseling
perorangan
c) Konseling teman
sebaya
d) Penempatan
G. TIPE
KONSELING KARIR
Menurut Morrill dan Forrest ada empat
tipe konseling karir, yaitu:
a. Konseling
yang membantu klien dengan suatu keputusan tertentu dengan memberikan informasi
dengan klarifikasi masalah.
b. Konseling yang
membantu klien dengan suatu keputusan tertentu dengan memusatkan perhatian pada
keterampilan membuat keputusan.
c. Konseling
yang memandang karir sebagai proses, bukan sebagai tujuan.
d. Konseling yang
memusatkan perhatian pada usaha menanamkan kemampuan menggunakan karakteristik
personal klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan klien sendiri.
H. PENYELENGGARAAN
BIMBINGAN KARIR
Tujuan bimbingan karir akan dapat
dicapai dengan bermacam-macam cara, yaitu:
a. Bimbingan
karir dilaksanakan dengan cara yang disusun dalam satu paket tertentu, yaitu
paket bimbingan karir. Setiap paket merupakan modul utuh yang terdiri dari beberapa
macam topik bimbingan. Berkaitan dengan hal ini pihak yang berwenang, yaitu
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengeluarkan paket yang dikenal
dengan Paket Bimbingan Karir yang terdiri dari lima paket. Paket I, yaitu
mengenai pemahaman diri, Paket II mengenai nilai-nilai, Paket III, mengenai
pemahaman lingkungan, Paket IV mengenai hambatan dan cara mengatasi hambatan,
dan Paket V mengenai merencanakan masa depan.
b. Kegiatan
bimbingan karir dilaksanakan secara instruksioanal. Dengan demikian bimbingan
karir tidak dilaksanakans ecara khusus, tetapi dipaduakn dengan kegiatan
belajar mengajar. Sehubungan dengan hal ini setiap guru dapat memberikan
bimbingan karir pada saat-saat memberikan pelajaran yang berhubungan dengan
suatu karir tertentu. Kenyataannya sulit karena guru harus mengenal berbagai
karir yanga dan waktu untuk pelajaran pokok akan terganggu.
c. Bimbingan
karir dilaksanakan dalam bentuk pengajaran unit. Jika ini yang ditempuh maka
kegiatan bimbingan karir direncanakan dan diprogramkan oleh sekolah. Dalam
kaitan ini petugas bimbingan yang memberikan bimbingan karir ini, dengan tidak
memberikan beban kepada guru-guru lain. Dengan pola ini maka perlu ada jam
khusus.
d. Kegiatan
bimbingan karir dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut hari karir
atau career day. Pada hari tersebut semua kegiatan bimbingan karir dilaksanakan
berdasarkan program bimbingan karir yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk
tiap tahun. Kegiatan ini diisi dengan ceramah oleh orang yang dianggap ahli
dalam pekerjaan, misalnya pimpinan perusahaan, orang-orang yang dipandang
berhasil dalam dunia kerjanya, petugas dari Departemen Tenaga Kerja, diskusi
tentang pengembanagn karir, dan sebagainya.
e. Karyawisata
karir yang diprogramkan oleh sekolah. Sudah barang tentu objek karyawisata ini
harus berkaitan dengan pengembangan karir siswa.
I. PAKET-PAKET
BIMBINGAN KARIR
Di depan tellah
disingung mengenai paket-paket bimbingan karir yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka realisasi bimbingan karir tersebut.
Paket tersebut terdiri dari paket oemahaman diri sampai paket merencanakan masa
depan.
Paket I adalah paket
pemahaman diri, yaitu suatu paket yang dimaksudkan untuk membantu siswa agar
dapat mengetahui dan dapat memahami siapa sebenarnya dirinya. Para siswa
diharakan akan dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat,
cita-citanya. Oleh karena itu Paket I ini terdiri dari
(a) pengantar pemahaman
diri,
(b) bakat, potensi dan kemampuan,
(c) cita-cita/gaya hidup, dan
(d)
sikap. Dalam pelaksanaannya siswa dituntut untuk dapat mencapai hal tersebut,
sehingga dapat mengetahui serta memahami keadaan dirinya. Pertanyaan “siapa
saya” akan dijawab
Paket II adalah paket
mengenai nilai-nilai. Dengan paket ini siswa diharapkan akan dapat menegtahui
serta memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan juga nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, paket ini mencakup
(a) nilai
kehidupan,
(b) saling mengenal dengan nilai orang lain,
(c) pertentangan
nilai-nilai dalam diri sendiri,
(d) pertentangan nilai-nilai sendiri dengan
orang lain,
(e) nilai-nilai yang bertentanan dengan kelompok atau masyarakkat,
dan
(f) bertindak atas nilai-nilai sendiri.
Paket III adalah paket
yang berkaitan dengan pemahaman lingkungan. Dengan paket ini siswa diharapkan
akan dapat mengetahui serta memahami keadaan lingkunagan. Dengan mengetahui dan
memahami lingkungan maka siswa akan lebih tepat di dalam mengambil langkah.
Paket ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan (a) informasi pendidikan, (b)
kekayaan daerah dan pengembangannya, dan (c) informasi jabatan
Paket IV adalah paket
yang berhubungan denagn hambatan dan mengatasi hambatan. Dengan paket inisiswa
diharapkan akan dapat mengetahui dan memahami hambatan-hambatan apa yang ada
dalam rangka pencapaian tujuan, yaitu karir yang cocok, dan setelah mengetahui
hambatannya maka akan mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada. Paket ini
mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
(a) faktor pribadi,
(b) faktor
lingkungan,
(c) manusia dan hambatan, dan
(d) cara-cara mengatasi hambatan.
Paket V adalah paket
yang berkaitan dengan merencanakan masa depan. Setelah siswa memahami apa yang
ada dalam dirinya, bagaimana keadaan dirinya, memahami nilai-nilai yang ada
baik yang ada dalam dirinya sendiri maupun yang ada dalam masyarakat, memahami
lingkungan baik mengenai informasi mengenai pendiidkan maupun informasi
mengenai pekerjaan, dan siswa juga telah memahami hambatan-hambatan yang ada
baik yang ada dalam diri sendiri maupun yang ada di luar, maka pada paket lima
ini siswa diharapkan telah mampu merencanakan masa depannya. Karena itu paket V
ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
(a) menyususn informasi diri,
(b)
mengelola informasi diri,
(c) mempertimbangkan alternatif
(d) keputusan dan
rencana, dan
(e) merencanakan masa depan. (Depdikbud, Bimbingan Karir 1984)
Peran program
konseling di lingkup sekolah merupakan satu dari sekian kontribusi sekolah bagi
pembelajaran, pertumbuhan, dan perkembangan, dan persiapan bagi kerja anak-anak
muda. Untuk menitikberatkan peluang bagi pengambangan karir siswa, sejumlah
prinsip pedoman berikut dapat dijadikan tujuan yang tepat program konseling
sekolah sekaligus menjadi kerangka umum pengembangan karir yang baik:
1. Semua siswa
mestinya disediakan kesempatan yang sama untuk mengembangkan sebuah basis tidak
bias dimana mereka bisa membuat keputusan karir mereka.
2. Pengembangan
sedini mungkin dan berkesinambungan bagi sikap-sikap positif siswa terhadap
pendidikan adalah aspek yang sangat kritis.
3. Sebagai
konsekuensi dari poin-poin sebelumnya, siswa mestinya diajar untuk melihat
karir sebagai cara hidup dan ppendidikan sebagai persiapan bagi kehidupan.
4. Siswa mestinya
dibantu untuk mengembangkan pemahamn yang tepat tentang diri mereka dan harus
dipersiapkan untuk meningkatkan pemahaman ini bagi pengembangan
pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan karir pendidikan.
5. Siswa disemua
jenjang harus diberikan pemahaman tentang hubungan antara pendidikan dan karir.
6. Siswa memerlukan
pemahaman tentang di mana dan kenapa mereka berada di titik tertentu dari
kontinum pendidikan di waktu tertentu.
7. Siswa di setiap
jenjang ppendiidkan mestinya memiliki pengalaman berorientasi-karir yang tepat
sesuai tingaat kesiapan mereka sekaligus kebermaknaan dan kerealistisannya.
8. Siswa harus
memiliki kesempatan untuk mengetes konsep, keterampilan dan peran untuk
mengembangkan nilai yang dapat memiliki aplikasi karier di masa depan.
9. Program
bimbingan dan konseling karir yang di pusatkan di kelas, dengan koordinasi dan
konsultasi oleh konselor sekolah, partisipasi oleh orang tua, dan kontribusi
sumber daya oleh komunitas.
10. Program bimbingan dan konseling karir
sekolah diintegrasikan menjadi pemfungsian bimbingan dan konseling dan
program-program pendidikan total lembaga.
11. Siswa harus siap mengatasi perubahan
dramatis di dunia kerja yang sudah menghilangkan kebanyakan karakteristik
tradisional karir di masa lalu.
12. Siswa mestinya dibantu mengmbangkan
kedewasaan ayng dibutuhkan untuk membuat keputusan karir yang efektif dan
memasuki dunnia kerja
DAFTAR PUSTAKA
Robert L. Gibson & Marianne H. Hitchell, Bimbingan dan
Konsleing, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2011.
Dewa Ketut Sukardi, Pengaantar Pengantar Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta: Jakarta, 2000.
Walgito, Bimo, Bimbingan & Konseling (Studi dan Karir), ANDI
OFFSET: Yogyakarta, 2005.
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal,
(ANDI: Yogyakarta, 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar