Minggu, 15 Maret 2015

INVENTORY MINAT

Ditulis Wahid Suharmawanh
A.    PENGERTIAN MINAT DAN TES
Crow dan Crow (dalam Djaali, 2007) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer(dalam Nurkencana, 1993) minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Kalau kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas atau situasi.

Jumat, 13 Maret 2015

PROSEDUR UMUM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Ditulis ; Wahid Suharmawan

A.    Prosedur Umum Pelaksanaan BK
1.      Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan peserta didik yang diduga memerlukan bimbingan dan konseling. Robinson (dalam Abin Syamsuddin Makmun, 2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:

Kamis, 12 Maret 2015

Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type Indicator)

Ditulis Wahid Suharmawan

Membaca kepribadian adalah ilmu yang sangat menarik. Sebab kita secara alami tertarik pada diri sendiri. Selain itu, kita juga tertarik dengan hubungan sosial dengan orang lain, minimal dengan pasangan kita. Mungkin kita pernah mendengar tipe-tipe kepribadian seperti kholeris, sanguinis, melankolis & phlegmatis. Tipologi kepribadian tersebut dikembangkan oleh filsuf Yunani kuno bernama Hipokrates yang kemudian dilanjutkan oleh Claudius Galen. Ilmu membaca kepribadian seseorang memang bukan hal baru dan sudah dikembangkan beratus-ratus tahun lamanya. Namun, sampai hari ini belum ada teori maupun alat (tes) yang bisa menjelaskan 100% akurat mengenai kepribadian dan perilaku seseorang. Sebab manusia itu unik. Hampir tidak ada manusia yang sama satu sama lain, walaupun mereka kembar identik.

Peran dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam BK

Ditulis; Wahid Suharmawan
Sumber Akhmad Sudrajat.wordpress.com

Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendiri, namun juga sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah,  terutama dari kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor.

Sebagai administrator,  kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah, khususnya program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya.  Karena posisinya yang sentral,  kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahnya.

Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan konseling.  Ia membantu mengembangkan kebijakan dan prosedur-prosedur bagi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolahnya.


KARAKTERISTIK ORANG HEBAT

Ditulis; Wahid Suharmawan

Orang-orang yang hebat memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan orang rata-rata.Yang dimaksud karakteristik adalah ciri khas yang membedakannya dengan orang lain. Menurut beberapa penelitian jumlah orang hebat (besar) di dunia ini kira-kira hanya 3 % dari seluruh populasi manusia.

Berikut ini akan dibahas 8 karakteristik orang-orang hebat. Apa saja karakter yang akhirnya membuat mereka menjadi orang hebat.

Senin, 02 Maret 2015

ETIKA DALAM KONSELING

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Kode etik merupakan seperangkat aturan atau kaidah – kaidah, nilai-nilai yang mengatur segala perilaku (tindakan dan perbuatan serta perkataan) suatu profesi atau organisasi bagi para  anggotanya. Kode etik profesi merupakan salah satu aspek standarisasi profesi BK sebagai kesepakatan profesional mengenai rujukan etika perilaku. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang berlaku. Atas dasar nilai yang dianut oleh Pembimbing/konselor dan terbimbing/klien, maka kegiatan layanan bimbingan dapat berlangsung dengan arah yang jelas dan atas keputusan-keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Para pembimbing/konselor seyogianya berfikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, etika pribadi dan profesional, dan prosedur yang legal. Dalam hubungan inilah para pembimbing/konselor seharusnya memahami dasar-dasar kode etik bimbingan dan konseling. Etika konseling berarti suatu aturan yang harus dilakukan oleh seorang konselor dan hak-hak klien yang harus dilindungi oleh seorang konselor. Ada empat etika yang penting:

GANGGUAN/KESULITAN BELAJAR (LEARNING DISORDER)

Oleh; Wahid Suharmawan

Gangguan/Kesulitan Belajar (Learning Disorder) adalah suatu gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan untuk menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan informasi. Anak dengan Learning Disorder mungkin mempunyai tingkat intelegensia yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya, tetapi sering berjuang untuk belajar secepat orang di sekitar mereka.

TEORI KEBENARAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU

Oleh; Wahid Suharmawan

Manusia selalu berusaha menemukan kebenaran. Banyak cara telah ditempuh untuk memperoleh kebenaran, antara lain dengan menggunakan rasio seperti para rasionalis dan melalui pengalaman atauempiris. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang terkadang melampaui penalaran rasional, kejadian-kejadianyang berlaku di alam itu dapat dimengerti.

Religius (agama) dan Spiritual (ketuhanan)

oleh; Wahid Suharmawan

Selama ini kita selalu menganggap bahwa religius (agama) dan spiritual (ketuhanan) adalah satu konsep yang sama. Bahkan terkadang kata religious menggantikan kata sipiritual ataupun sebaliknya dalam pemahaman sehari-hari.

Religius dan spiritual adalah dua buah konsep (kata) yang berbeda. Saya tidak akan membawa anda ke arah pembahasan filsafat dalam memisahkan dan menjelaskan kedua kata ini. Saya akan memberikan ilustrasi dibawah ini, yang akan memberikan gambaran bahwa memang keduanya (spiritual dan religius) berbeda pemaknaannya.

10 Penyakit Gangguan Kejiwaan Yang Paling Berbahaya

Oleh; Wahid Suharmawan

Berikut ini adalah beberapa jenis dari gangguan kejiwaan yang paling berpotensi membahayakan, melukai atau mengancam  jiwa si-pasien serta orang lain disekitarnya, kenalilah ciri-cirinya dan lakukan tindakan terapi yang tepat. Diantara puluhan atau ratusan jenis gangguan kejiwaan kami sampaikan 10 daftar teratas penyakit kejiwaan yang paling berbahaya berdasarkan amatan dan penelitian internal di klinik kami.

1. Skizofrenia

Definisi : Skizofrenia adalah gangguan psikologis/kejiwaan yang disebabkan oleh kelainan secara kimiawi pada otak,  yang pada akhirnya mengganggu fungsi sistemik dan impuls syaraf otak.  kondisi ini mengakibatkan kegagalan fungsi otak dalam mengolah informasi dari dan ke panca indera,  sehingga timbul  proyeksi yang tidak seharusnya.

Ciri-ciri umum penderita skizofrenia :

- Munculnya halusinasi baik secara visual, pendengaran atau proyeksi ingatan masa lalu, dll

- Tingkah laku abnormal & berdasarkan insting.

- Delusi adalah keyakinan bahwa seseorang seolah-olah mengalami sesuatu ( alam khayal)

- Komunikasi kacau, suka menyendiri dan tidak dapat dikontrol.

Data dan Fakta : berdasarkan riset medis hampir 10 % penderita skizofrenia melakukan bunuh diri atau penderita melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain disekitarnya, banyak hal yang dapat menyebabkan pasien melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri  untuk itu perlu dukungan penuh, kasih sayang, serta perhatian dari keluarga dan perlunya ada pendamping (caregiver) bagi ODS.


2. Bipolar Disorder

Definisi : Gangguan bipolar, adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati, energi, tingkat aktivitas, dan mempengaruhi kemampuan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari. juga dikenal sebagai penyakit manik-depresif.

Ciri-ciri umum penderita :

PENDEKATAN KONSELING SPRITUAL

Oleh; Drs. Wahid Suharmawan, M.Pd.


A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami oleh bangsa-bangsa Barat ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Mereka menyadari bahwa kemajuan itu telah memisahkan nilai-nilai spiritual sebagai sumber kebahagiaan hidup dan dirasakan oleh mereka sebagai satu kekurangan. Dewasa ini berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Mereka makin menyadari bahwa suasana keluarga yang harmonis di atas landasan nilai-nilai religi yang kuat pada dasarnya merupakan situasi yang kondusif bagi terciptanya kehidupan. Suasana seperti itu akan menumbuhkan kualitas manusia agamis yang memiliki ketahanan dan keberdayaan yang mantap. Charlene E. Westgate (1996) menyebutkan kondisi seperti itu sebagai “spiritual wellness” yang dia artikan sebagai suatu keadaan yang tercermin dalam keterbukaan terhadap dimensi spiritual yang memungkinkan keterpaduan spiritualitas dirinya dengan dimensi kehidupan lainnya, sehingga mengoptimalkan potensi untuk pertumbuhan dan perwujudan diri. Selanjutnya Charlene E. Westgate mengemukakan ada empat dimensi “spiritual wellness” ini yaitu (1) meaning of life, (2) intrinsic value, (3) transcendence, (4) community of shared values and support. Dengan kata lain mereka yang telah memiliki “spiritual wellness” memiliki kemampuan untuk mewujudkan dirinya secara bermakna dalam dimensi-dimensi hidup secara terpadu dan utuh. 

Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya konseling yang berfondasikan spiritual atau religi. Dalam kaitan ini Stanard, dkk. (2000) mengusulkan agar spiritualitas ini dijadikan sebagai angkatan kelima dalam konseling dan psikoterapi. Selanjutnya dijelaskan bahwa: “Spirituality includes concepts such as trancendence, self-actualization, purpose and meaning, wholness, balance, sacredness, universality, and a sense of High Power”. Berkaitan dengan isu-isu Agama dalam konseling, Zinbauer & Pargament (2000) mengemukakan ada empat pendekatan yaitu (1) rejectionist, yaitu yang menolak campur aduk agama dengan konseling, (2) exclusivist, yang mengakui adanya agama akan tetapi dipisahkan antara agama dengan konseling, (3) Constructivist, yang memberikan peluang pendekatan agama dalam konseling dan konseli sendiri yang membentuknya. (4) pluralis, yaitu pendekatan yang memungkinkan proses konseling yang berlandaskan nilai-nilai agama.  

2.      Rumusan Masalah
Untuk membatasi agar penulisan tidak melebar maka penulis membuat batasan masalah sebagai berikut:
a.       Pengertian Konseling Spritual.
b.      Bagaimana tinjauan Al-Qur’an Tentang Manusia.
c.       Bagaimana Pendekatan Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling

TRAIT & FACTOR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh;Wahid Suharmawan

A.    PENDAHULUAN
1.   Latar belakang
Kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya
Dan Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan secara sempurna dengan dibekali akal dan nafsu serta qolbu sebagai sesosok khalifah dimuka bumi ini, karenanya dengan semua bekal tersebut manusia ada kalanya ketika akal fikirannya unggul maka kedudukan manusia akanberada diatas malaikat Allah namun ketika hawa nafsunya yang menjadi raja atas diri manusia kedudukannya tidak lebih dari dibawah hewan.

Diantara akal dan nafsu manusia yang saling bertentangan manusia juga dibekali qolbu sebagai penyeimbang, sehingga baik buruknya qolbu manusia bisa ditentukan oleh perilaku manusia, dari setiap perilaku yang dikerjakan manusia setiap hari akan mengahsilkan suatu bentuk kepribadian, dalam kepribadian tersebutlah ciri khas dari manusia akan terlihat.

Dalam Al-Quran yang diturunkan oleh Allah SWT kurang lebih 14 abad yang lalu kepada nabi Muhammad SAW dalam lembaran ayat-ayatnya telah menjelaskan kepada manusai berbagai macam kepribadian yang tedapat dalam diri manusia, kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dalam tiga posisi, yaitu kepribadian yang baik atau khasanah (Muttaqin), kepribadian yang buruk atau dholalah (Kafirun) serta yang terakhir kepribadian yang ada ditengah-tengahnya atau yeng lebih sering kita kenal dengan kepribadian munafik, dalam makalah ini pemakalah akan berusaha menyajikan sedikit tentang bentuk-bentuk kepribadian manusia yang telah ada dan dijelaskan oleh Al-Quran dan disesuaikan dengan konseling trait dan faktor.

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY

Oleh; Wahid Suharmawan

I.         PENDAHULUAN
Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah pendekatan behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. pendekatan  Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) di kembangkan oleh Albert Ellis melalui beberapa tahapan. pandanagan dasar pendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu memiliki tendensi untuk berpikir irasional yang salah satunya didapat melalui belajar social. Di samping itu, individu juga memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk berpikir rasional. pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu mengubah pikiran-pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional melalui teori ABCDE.
Penulis memilih  REBT yang dikembangkan oleh Albert Ellis ini sebagai bahan pembahasan berdasarkan pemikiran bahwa REBT bisa menantang para mahasiswa untuk berfikir tentang sejumlah masalah dasar yang mendasari konseling. REBT terpisah secara radikal dari beberapa sistem lain yang disajikan didalam makalah ini, yakni pendekatan-pendekatan psiko analitik, eksistensial-humanistik, client centered dan gestal. REBT lebih banyak kesamaannya dengan terapi-terapi yang berorientasi kognitif-tinngkah laku-tindakan dalam arti menitik beratkan berfikir, menilai, memutuskan, menganalisis, dan bertindak. REBT sangat didaktif dan sangat direktif serta lebih banyak  berurusan dengan dimensi-dimensi fikiran dari pada dengan dimensi-dimensi perasaan.
Dengan mengingat hal itu, kami dari penulis ingin mengupas teori REBT lebih mendalam. Namun kami tetap memahami bahwa dalam penulisan ini banyak mempunyai kekurangan oleh karenanya kami tetap mengharap kritik dan saran dari semua pihak.

BIMBINGAN KARIR DI JENJANG PENDIDIKAN

Oleh; Wahid Suharmawan

BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR
Bimbingan karier di sekolah dasar tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak melakukan pilihan pilihan prematur. fokusnya malahan akan kesadaran akan pilihan pilihan yang bakal tersedia , cara cara mengantisipasi dan merencanakannya ,serta hubungannya dengan cirri cirri pribadi .banyak murid yang perlu mengetahui bahwa mereka akan mempunyai kesempatan kesempatan untuk memilih dan kompetensi untuk melaksanakannya .murid murid ini juga perlu menyadarinya ,bagaimana mereka berubah ,dan bagai mana mereka dapat menggunakan penggalaman penggalaman sekolah untuk menjelajah dan bersiap guna menyongsong masa depan .

Diantara asumsi asumsi yang menyebabkan bimbingan karier mendapatkan kepercayaan disekolah dasar adalah sebagai berikut: (1). Kesadaran bahwa gaya gaya prilaku memilih pada masa remaja dan dewasa di pengaruhi oleh tipe tipe pengalaman perkembangan yang berlangsung pada masa kecil ;(2) terbukti bahwa banyak materi dan teks yang digunakan disekolah sekolah dasar mengambarkan dunia kerja atau dunia pendidikan dimasa depan secara tidak seksama dan membantu perkembangan yang tidak perlu mengenai tipe okupasi okupasi menurut jenis kelamin atau pandangan pandangan yang sempit mengenai kesempatan kesempatan pendidikan atau okupasional yang tersedia ;dan(3) pengakuan bahwa perasaan perasaan mengenai kompetensi pribadi menghadapi masa depan tumbuh dari pengetahuan tentang kelebihan kelebihan .cara cara untuk memodifikasi kelemahan kelemahan ,keterampilan keterampilan dalam merencanakan dan menggunakan sumber sumber eksploratoris yang tersedia ,pemahaman tentang hubungan hubungan antara persekolahan dan penerapannya dalam pekerjaan serta peranan peranan masyarakat lainnya(Herr&Cramer,1984:21) Bimbingan karier sejak permulaan kelahirannya diperlukan sebagian karena komleksitas dunia kerja .Walaupun dunia kerja ini ,juga ini telah diketahui oleh person dan tokoh tokoh bimbingan karier terdahulu lainnya,akan tempak sederhana bila di bandingkan dengan masyrakat ilmiah dan teknologi dewasa ini, dapat dipastikan bahwa program program bimbingan karier dari generasi generasi, sangat bermanfat dalam membantu ribuan anak muda dalam keputusan keputusan ,penempatan penempata dan penyesuaian penyesuaian kariernya .

TERAPI KONSELING DENGAN HIPNOTIS

( Sembuhkan Stres Pascatrauma )
Oleh:Wahid Suharmawan

PENDAHULUAN
Cerita yang cukup memilukan, tetapi makin sering terdengar. Pola-pola kejadiannya selalu sama. Seorang yang sendirian di tempat yang asing atau tempat yang ramai didekati oleh seorang atau beberapa pria asing. Ia disapa dengan ramah dan sopan sebagaimana berlangsung dalam pertemuan biasa. Namun, akhirnya ia menyerahkan dompet, perhiasan, atau harta benda lain kepada si pria asing itu, seakan-akan dengan sukarela. Bahkan terjadi, ia mengantar pria asing itu ke bank, menarik uang berjuta-juta rupiah dari rekeningnya dan memberikan semuanya kepada orang yang tidak dikenal itu. Setelah pria asing itu pergi, baru ia menyadari bahwa ia menjadi korban penipuan. Semuanya dilakukannya dalam keadaan terhipnotis.


Dari sepenggal cerita di atas kita mungkin bisa berpendapat bahwa hipnosis atau hipnotis adalah suatu hal yang negatif dan merupakan suatu cara untuk melakukan suatu kejahatan. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu hipnotis sekarang ini banyak digunakan pada praktiknya adalah untuk hal-hal semacam itu, seperti memperdayai seseorang untuk kemudian diambil harta benda yang dimiliki orang tersebut tanpa mendapat perlawanan dari orang yang bersangkutan. Disini kita nanti akan membicarakan ilmu hipnotis yang digunakan sebagai terapi diluar kejahatan, Ilmu hipnotis sendiri dikenal manusia sejak abad 18. Tokoh utamanya adalah Franz Anton Mesmer, dan disusul oleh James Braid, Charcot, Liebault, Bemheim, Sigmund Freud, Clark Haul dan sebagainya. Hipnotis oleh para pakar di barat lebih diyakini sebagai seni ketimbang klenik. Hipnotis, kata para pakar itu, merupakan seni sugesti, seni komunikasi, seni merubah tingkat kesadaran, dan seni eksplorasi alam bawah sadar.

Analisis Transaksional

Oleh Wahid Suharmawan

Dalam setiap hubungan dan interaksi dengan berbagai tingkatan dan perbedaan latar belakang, mengetahui ego state adalah sebuah langkah yang sangat ideal. Mengetahui egostate lawan bicara akan membuat kita menggunakan bahasa yang se visi dengan lawan bicara kita, Ada 3 egostate yang akan dibahas dalam posting kali ini, pertama adalah egostate anak, kedua adalah egostate dewasa dan ketiga adalah egostate orang tua.

Setiap egostate terwakili oleh beberapa symbol yang melambangkan kekuatan karakter atau sifat dari individu dengan egostate tertentu. Anak bisa berada dalam tahap egostate anak, dewasa bahkan orang tua. Anak yang memiliki egostate anak maka dia akan menggunakan bahasa paedagogik, bahasa anak - anak dengan tingkat ketajaman analisa yang rendah, segala hal dilihat dari segi penampilan dan fisik belum dinilai dari segi kualitas. Seorang anak memilih baju maka warna, kemudian sablon, menjadi bahan pertimbangan pertama, meskipun merknya lebih branding menurut orang dewasa jika warnanya tidak atrractive maka anak kurang tertarik, secara fisik mereka melihat kaos dari sudut luar bukan dari kenyamanan. Anak yang beregostate dewasa mulai menggunakan analisis dalam menilai sesuatu, jika saya mencubit teman saya maka dia akan balas mencubit saya. Anak dengan egostate dewasa bisa terbentuk karena urutan dalam kelahiran, pengalaman dan kejadian hidup. Pengasuhan orang tua dll.

Anak dengan egostate orang tua maka dia akan menampilkan kesan bijaksana dalam melakukan segala sesuatu, Tidak usah bertengkar sekarang kita main yang lain aja yuk .. yang penting teman - teman bisa main bersama, kalo PS khan cuma 2 orang, sementara kita khan 7 orang. Selain kematangan secara emosi pada umur anak - anak, mereka lebih kebal terhadap tekanan mental yang menimpa mereka, bisa terjadi karena secara continue mereka mendapatkan cara asuh yang benar, mereka mampu menempatkan diri secara wajar dalam segala situasi, bahkan terlihat berwibawa dikalangan anak - anak.

Membuat Career Mind Map

Oleh; Wahid Suharmawan

Banyak orang merasa bingung ketika dihadapkan pada kenyataan masa depan, “mau dikemanakan arah hidup kita”. Itulah mengapa kita perlu peta dalam hidup kita. Peta perjalanan hidup itu digambarkan dalam suatu peta karier. Seperti misalkan orang yang ingin pergi ke suatu tempat, maka ia perlu memikirkan tujuan perginya, bagaimana cara sampai pada tujuan, jalan-jalan  mana saja yang harus dileati agar cepat sampai tujuan. Begitupun hidup, harus jelas arah tujuannya, jalan-jalan mencapai tujuan, dan bagaimana cara mencapai tujuan hidup. Pertanyaan terakhir, bagaimana cara mencapai tujuan hidup dapat dijelaskan melalui karier.

A. Peta Karier
Peta karier adalah gambaran masa depan yang Anda tuliskan secara konkret dan nyata. Peta karier bukan sekedar pencapaian karier pada masa jangka pendek atau pada saat menjalankan suatu pekerjaan. Saat ini ketika ada sedang belajar di SMA/SMK pun itu adalah sebuah langkah-langkah dalam pencapaian karier.

Di dalam karier kita mengenal ada karier awal, jalan-jalan karier dan karier puncak. Karier adalah serangkaian proses untuk mencapai cita-cita kita. Maka untuk dapat berkarier kita harus mempunyai impian dan cita-cita terlebih dahulu. Karier itu diwujudkan dalam suatu pekerjaan, atau aktifitas-aktifitas tertentu. Dalam pengertian ini, karier berarti tidak diartikan secara sempit yaitu berhubungan dengan pekerjaan saja yang dapat menunjang kebutuhan-kebutuhan pribadi.

Karier awal adalah awal mula kita memulai perjalanan karier, setelah melalui serangkaian proses belajar/studi karier (pre-service training). Jalan-jalan karier adalah perjalanan karier menunuju pada karier puncak. Sementara karier puncak adalah karier yang menjadi idaman atau cita-cita kita. Dalam tempo ini karier awal hingga karier puncak dapat mencapai waktu sepanjang hayat (Long life). Karier puncak terletak dimasa-masa akhir usia. Misalkan pada usia 40-60 tahun.

Minggu, 01 Maret 2015

Perbandingan berbagai teori karir

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan 

1.      Teori Trait and factor
Teori Trait and factor memandang bahwa individu memiliki pola kemampuan dan potensi yang dapat diketahui melalui instrument tes, dan dapat juga dilihat kualitasnya, sebagai syarat-syarat yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan sehingga dapat dipadukan kedua aspek itu dalam pemilihan pekerjaan.
Kekuatan teori ini adalah mengungkapkan data keterangan tentang potensi yang dimiliki individu dengan berbagai instrumen tes, sehingga data yang didapat cukup valid. Individu juga akan memperoleh berbagai informasi tentang pekerjaan yang dibutuhkan.
Kelemahannya adalah pilihan pekerjaan yang diberikan pada individu cuma satu, sehingga akan timbul kesulitan pada individu tersebut seandainya pekerjaan tersebut tidak diperoleh. Klien hanya bersifat pasif, dan sulit diterapkan di sekolah bila tidak memiliki instrumen pengumpul datanya.

2.      Teori Ginzberg
Menurut pandangan teori ini pilihan karir tidak hanya terjadi sekali saja melainkan mengalami suatu proses erkembangan yang meliputi jangka waktu tertentu. Sehingga pilihan-pilihan yang dibuat awal proses perkembangan vokasional berpengaruh terhadap pilaihan selanjutnya, dengan demikian suatu keputusan yang diambil dapat ditinjau kembali.
Kelompok ini berpendapat ada empat variabel penting yang berpengaruh terhadap pilihan karir yaitu faktor realita, proses pendidikan, emosional dan nilai-nilai individuyang dianggap perlu dalam pemilihan karir.
Kekuatan teori ini adalah dengan melewati fase seorang individu secara berangsur-angsur dalam jabatan, dan sifatnya yang masih sementara sampai orang dewasa dapat membuat pilihan jabatan untuk mendapatkan karirnya.
Kelemahannya terletak pada keterkaitan individu pada fase yang dilalui.

Teori Karir Anne Roe

oleh; Wahid Suharmawan

POKOK-POKOK PIKIRAN TEORI KARIR ANNE ROE

1. Teori Anne Roe didasarkan pada suatu usaha untuk menunjukkan suatu hubungan antara pilihan karir dengan perbedaan individu seperti perbedaan latar belakang, perbedaan phisik, perbedaan psikologis dan perbedaan pengalaman.

2. Roe adalah pengikut aliran Humanistik, walau memiliki perbedaan-perbedaan dengan aliran Humanistik. Aliran Humanistik menyatakan bahwa ada 8 kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan untuk memiliki dan mencintai
d. Kebutuhan untuk dianggap penting, respek, harga diri dan indipenden
e. Kebutuhan akan informasi
f. Kebutuhan untuk bisa memahami dan dipahami
g. Kebutunan untuk keindahan
h. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Dalam teorinya, Roe lebih mementingkan adanya kebutuhan untuk bisa dianggap penting, respek, harga diri dan indipenden bagi seseorang untuk dapat mengaktualisasikan diri.

Teori Karier Holland

Oleh; Wahid Suharmawan

Teori original Holland mengalami modifikasi sebagai hasil dari penelitian ulang, hal ini terbatas pada lingkungan kerja pada masyarakat Amerika (Osipow, 1983 : 83). Pada kata pengantar dalam karya tulisnya yang terakhir yaitu “Making Vocational Choices : A Theory of Vocational Personalities and Work Environments” (1985), John Holland mengatakan bahwa buku itu merupakan perumusan teorinya yang kelima sejak karya tulisnya yang pertama pada tahun 1959 (Winkel & Hastuti, 2005 : 634). Teori Holland mengemukakan enam lingkungan okupasional dan enam tipe kepribadian. Pada tahun 1966, Holland berpendapat bahwa ling¬kungan-lingkungan okupasional itu adalah : Realistik, Intelektual, Artistik , Sosial, Pengusaha, dan Konvensional, demikian juga tipe kepribadian diberi nama yang sama (Manrihu, 1992 : 71).

Tingkatan orientasi kepribadian individu menentukan lingkungan yang dipilihnya, semakin jelas tingkatannya, maka makin efektif pencarian lingkungan yang sesuai (Manrihu, 1992 : 71). Pengetahuan individu tentang diri dan lingkungannya diperlukan untuk menetapkan pilihan yang sesuai. Teori Holland direvisi pada tahun 1973, tipe-tipe kepribadian dan lingkungan okupasional tersebut adalah; Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Pengusaha, dan Konvensional (Manrihu, 1992 : 71).

Teori Karier Donald Super

Oleh ; Wahid Suharmawan

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas , karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan , sifat-sifat kepribadian , serta kemampuan intelektual , dan banyak faktor di luar individu , seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga , variasi tuntutan lingkungan kebudayaan , dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri.

Donald Super menaruh perhatian pada psikologi diferensial sebagai cabang ilmu psikologi yang mempelajari perbedaan bermakna antara individu-individu , antara lain dengan menggunakan alat-alat tes untuk memperoleh data tentang berbagai ciri kepribadian yang jelas mempunyai kaitan dengan memegang suatu jabatan , seperti kemampuan intelektual , bakat khusus , minat , dan sifat-sifat kepribadian. 

Donald Super mengakui sumbangan positif dari teori Trait and Factor, yang untuk sebagian bergerak dalam psikologi diferensial (differential psychology). Data hasil testing psikologis (measurement, assessment) memungkinkan untuk memperoleh gambaran agak objektif tentang seseorang dalam perbandingan dengan orang lain (appraisal, evaluation). Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakart sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. 

Data hasil penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa gambaran diri yang vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif ; perkembangan ini berlangsung melalui observasi terhadap orang-orang yang memegang jabatan tertentu , melalui identifikasi dengan orang-orang dewasa yang sudah bekerja , melalui penghayatan pengalaman hidup , dan melalui pengaruh yang diterima dari lingkungan hidup. Penyadaran kesamaan dan perbedaan di antara diri sendiri dan semua orang lain , akhirnya terbentuk suatu gambaran diri yang vokasional. Gambaran diri ini menumbuhkan dorongan internal yang mengarahkan seseorang ke suatu bidang jabatan yang memungkinkan untuk mencapai sukses dan merasa puas (vocational satisfication). Hal ini menyebabkan seseorang mampu mewujudkan gambaran diri dalam suatu bidang jabatan yang paling memungkinkan untuk mengekspresikan diri sendiri , misalnya : seorang muda yang memandang dirinya sebagai orang yang berkemampuan tinggi , berjiwa mengabdi , dan rela mcngorbankan dirinya , serta dibesarkan dalam keluarga yang telah mencetak beberapa dokter dan memperoleh kesan serba positif tentang perkembangan seorang dokter , akhirnya membentuk gambaran diri yang membayangkan dirinya sendiri sebagai seorang dokter yang ulung dan tulen. 

Proses perkembangan karier dibagi atas lima tahap, yaitu : 
  1. 1. Tahap Pengembangan (Growth) mulai dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun  anak mengembangkan berbagai potensi , pandangan khas , sikap , minat , dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-concept structure) 
  2. 2. Tahap Eksplorasi (Exploration) dari umur l5 sampai 24 tahun  orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan , tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. 
  3. 3. Tahap Pemantapan (Establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun  bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk-beluk pengalaman selama menjalani karier tertentu. 
  4. 4. Tahap Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun  orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan jabatannya. 
  5. 5. Tahap Kemunduran (Decline)  orang memasuki masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya. Kelima tahap ini dipandang sebagai acuan bagi munculnya sikap¬-sikap dan perilaku yang menyangkut keterlibatan dalam suatu jabatan , yang tampak dalam tugas-tugas perkembangan karier (vocational developmental tasks). 


Pada masa-masa tertentu dalam hidupnya individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan karier tertentu , yaitu :
  1. a. Perencanaan garis besar masa depan (Crystalization) antara 14-18 tahun yang terutama bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya. 
  2. b. Penentuan (Specification) antara umur 18-24 tahun yang bercirikan mengarahkan diri ke bidang jabatan tertentu dan mulai memegang jabatan itu. 
  3. c. Pemantapan (Establishment) antara 24-35 tahun yang bercirikan membuktikan diri mampu memangku jabatan yang terpilih. 
  4. d. Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas. 


Berkaitan dengan tugas-¬tugas perkembangan karier , Super mengembangkan konsep kematangan vokasional (career maturity ; vocational maturity) yang menunjuk pada keberhasilan seseorang menyelasaikan semua tugas perkemlbangan vokasional yang khas bagi tahap perkembangan tertentu. Indikasi relevan bagi kematangan vokasional adalah misalnya kemampuan untuk membuat rencana , kerelaan untuk memikul tanggung jawab , serta kesadaran akan segala faktor internal dan eksternal yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan jabatan atau memantapkan diri dalam suatu jabatan. Beraneka indikasi ini dapat dijabarkan lebih lanjut pada rnasing-masing tahap perkembangan vokasional , lebih-lebih selama masa remaja dan masa dewasa muda. 

Berkenaan dalam rangka meneliti dan menilai kematangan vokasional telah dikembangkan alat tes yang dikenal dengan nama Career Development Inventory , Career Maturity Test , dan Vocational Maturity Test. Beberapa karya tulis Super yang terkenal adalah The Psychology of Careers (l957) , Work Values Inventory (1970) , Appraising Vocational Fitness by Means of Psychological Tests (1962) , Career Development: Self-Concept Theory (1963) , Measuring Vocational Maturity for Counseling and Evaluation (1974) , dan Career and Life Development (1984). 

Hal yang menarik perhatian ialah pernyataan Super dalam karya tulis terakhir bahwa teori tentang self-concept adalah “Essentially a matching theory in which individuals consider both their own attributes and the attributes required by an occupation”. Gagasan ini mirip dengan teori Trait and Factor, meskipun pada Super mengandung makna yang lebih komprehensif. Pandanga:n Super oleh banyak pakar Psikologi Vokasional dinilai sebagai teori yang paling komprehensif dan mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier , yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja , selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.

KEPUSTAKAAN 
Manrihu, Muhammad Thayeb . 1992 . Pengantar Bimbingan dan Konseling Karier . Jakarta . Bumi Aksara 
Osipow Samuel H . 1983 . Theories of Career Development . New Jersey . Prentice Hall, Inc . Englewood Cliffs 
Winkel, W.S & Sri Hastuti . 2005 . Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo

Konsep Bimbingan Karier

Ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan

Konsep bimbingan jabatan lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900), diantaranya : (1) keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka
meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).


Isitilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.

Konseling Lintas Budaya

A.      Latar Belakang

Beneka tuggal Ika itu yang terucap dari seluruh Rakyat Indonesia karena keragaman Sosial, Budaya, Politik, dan kemamapuan Ekonomi adalah suatu realita masarakat dan bagsa indonesia. Keragaman tersebut berpengaruh langsung terhadap kemampuan pelayanan konseling.
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang terjadi dalam hubungan antara konselor dan klien. Dengan tujuan mengatasi masalah klien dengan cara membelajarkan dan memberdayakan klien. Untuk memperoleh pemahaman dan pencapain tujuan dalam konseling, faktor utama yang mempengaruhi yaitu bahasa merupakan alat yang sangat penting. Bila terjadi kesulitan dalam mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan dirasakan oleh klien, dan kesulitan menangkap makna ungkapan pikiran dan perasaan klien oleh konselor, maka akan terjadi hambatan dalam proses konseling.
Proses konseling memperhatikan, menghargai, dan menghormati unsur-unsur kebudayaan tersebut. Pengentasan masalah individu sangat mungkin dikaitkan dengan budaya yang mempengaruhi individu. Pelayanan konseling menyadarkan klien yang terlibat dengan budaya tertentu; menyadarkan bahwa permasalahan yang timbul, dialami bersangkut paut dengan unsur budaya tertentu, dan pada akhirnya pengentasan masalah individu tersebut perlu dikaitkan dengan unsur budaya yang bersangkutan.
Konselor perlu menyadari akan nilai-nilai yang berlaku secara umum. Kesadaran akan nilai-nilai yang berlaku bagi dirinya dan masyarakat pada umumnya akan membuat konselor mempunyai pandangan yang sama tentang sesuatu hal. Persamaan pandangan atau persepsi ini merupakan langkah awal bagi konselor untuk melaksanakan konseling.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai cirri-ciri atahu karakteristik konselor konseling lintas budaya.

Pendidikan Karier Pada Era Modern

oleh ; Wahid Suharmawan

  Ada 2 (dua) bentuk pendidikan karir, yaitu (1) Model Federal, dan (2) Model State. Model Federal merupakan model yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat Amerika Serikat dan telah memiliki konsep yang baku di seluruh wilayah negara. Kepekaan terhadap potensi unik setiap daerah menjadi kurang.Sedangkan Model State dikeluarkan oleh tiap-tiap negara bagian di Amerika Serikat dimana konsepnya disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing negara bagian.Hal ini baik, tetapi mengakibatkan corak lulusan yang bersifat kedaerahan dan standar lulusan antara negara bagian satu dengan yang lain berbeda-beda. Kemudian Model Federal dibagi menjadi 4 (empat) model, yaitu (1) School Based Model, (2) Employer Experience Based Model, (3)Rural Residenal Based Model, dan (4) Home Community Based Model. Model State dibagi menjadi 3 (tiga) model, yaitu (1) Wisconsin Model, (2) Hawaii Model, dan (3) South Portlan, Maine Model.

Kepuasan Karier

A.    Makna Karir
Banyak istilah yang memiliki kesamaan makna dengan karir, misalnya task, position, job, occupation, vocation, dan avocation. Sejatinya, karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan istilah sejenis. Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert dalam Mamat Supriatna, 2009:8).

Kata karir identik dengan bekerja atau pekerjaan. Winkel (Uman Suherman, 2011:30) mengemukakan bahwa:
Kata employment dan job lebih mengarah kepada seseorang yang sibuk mengerjakan sesuatu dengan mendapat imbalan ekonomis atau usaha dan waktu yang dicurhkan, tanpa merasa terlibat di dalam pekerjaannya atau memandangnya sebagai sumber kepuasan pribadi yang bersifat non-ekonomis. Kata occupation lebih kepada seseorang yang merasa terlibat dalam memperoleh kepuasan di dalam pekerjaannya karena ada persiapan untuk memegang, namun keterlibatannya dibatasi pada jam-jam bekerja. Selanjutnya job juga merujuk pada pekerjaan yang tidak berkelanjutan atau bersifat temporer. Job hanya menuntut kemampuan minim, pendidikan seadanya, dan dedikasi yang sedikit. Lain dengan karir yang memerlukan sejumlah pelatihan, pendidikan dan komitmen pada kehidupan kerja yang dipilih oleh individu. Karir juga merupakan kesuksesan pada apa yang dipilih oleh individu untuk dilakukan dengan disertai keuntungan financial dan kebermaknaan personal.

Teori Pendekatan Karier

      Serangkaian teori pendekatan karir yang ada perlu konselor pahami dalam aplikasinya untuk memeberikan layanan bimbingan dan konseling karir yang efektif. Dimana output dari sekolah yang dibina masing-masing konselor mampu menjadi outcome bagi pengguna mereka dengan kualitas yang diharapkan masyarakat. Misalnya saja dalam penmgambilan keputusan terkait dengan jurusan. Masih banyak ditemui siswa yang salah ambil jurusan bahkan salah masuk perguruan tinggi. Dalam ranah ini konselor harus memberikan intervensi yang tepat guna membantu siswa agar tidak sampai salah pilih terkait dengan jurusan maupun perguruan tinggi yang akan dia masuki. Masih banyak contoh lainnya yang menngambarkan bahwa individu gagal dalam karir karena tidak tahu bagaimana memilih arah pilih karir yang sesuai dengan minat, bakat, potensi dan kepribadiannya. Maka dari itu dalam penyusunan makalah ini penyusun akan mencoba memaparkan beberapa teori endekatan karir yakni dalah teori pendekatan karir kognisi, konstruktivisme, ekonomi, kompromi, belajar sosial, dan kepribadian.

A.    Teori Kognitif Sosial dalam Glading, 415
Teori karir kognitif sosial –social cognitive career theory (SCCT)- pertama kali dipublikasikan pada tahun 1994 dan telah memberikan dampak yang besar pada penelitian terkait masalah pemilihan karir (Glading, 2011:415. Landasan utama untuk pendekatan ini terletak di teori kognitif sosial Bandura (1986) yang umum yang menekankan cara kompleks di mana perilaku dan lingkungan saling mempengaruhi satu sama lain. Mengambil isyarat dari teori Bandura's, SCCT menyoroti kapasitas orang untuk mengarahkan perilaku karier mereka sendiri tapi juga mengakui pengaruh lingkungan (misalnya, hambatan dan dukungan socio structural, budaya, cacat status) yang berfungsi untuk memperkuat, memperlemah, atau, dalam beberapa kasus, bahkan mengesampingkan manusia dalam pengembangan karir.