Minggu, 26 April 2015

TEORI PSIKOANALISIS

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan
sumber Triyono, M.Pd

Biografi Tokoh
Sigmund Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939) adalah seorang neurolog Austriadan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi, gerakan yang memopulerkan teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu ia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari Ibunya.

TENTANG STATISTIKA

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan

Di saat sekarang, banyak sekali keputusan dan kebijakan baik pemerintah, lembaga swasta maupun perorangan yang memerlukan statistik dan statitika. Pertanyaan yang mungkin muncul sekarang adalah: Apa yang dimaksud dengan statistik dan statistika itu? Apa perbedaan kedua istilah itu? Kata statistika berakar dari kata Latin status yang berarti negara (bahasa Inggris: state). Pada mulanya statistika semata-mata hanya dikaitkan dengan pemaparan fakta-fakta dengan angka-angka atau gambar yang menyangkut situasi kependudukan dan perekonomian untuk mengambil keputusan politik di suatu negara. Hal tersebut sampai sekarang masih dilakukan.

Penelitian Kuantitatif

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan

Menurut Sugiyono (2000), dalam arti sempit statistik dapat diartikan sebagai data, tetapi dalam arti luas statistik dapat diartikan sebagai alat. Alat untuk analisais dan alat untuk membuat keputusan. Statistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial. Selanjutnya Statistik Inferensial dapat dibedakan menjadi Statistik Parametris dan Non Parametris. 

JENIS-JENIS PENELITIAN KUALITATIF

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan

A. Pendekatan Fenomenologi
Istilah fenomenologi digunakan untuk menandai suatu metode filsafat yang ditentukan oleh Edmund Husserl. Menurut Leiter, Husserl berusaha mengembangkan suatu fenomenologi transcendental, yang berbeda dengan fenomenologi eksistensial. Kedua fenomenologi tersebut sama-sama memusatkan perhatian pada soal kesadaran (consciousness).

PERKEMBANGAN REMAJA


Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan
 sumber nellychandrawati 

Definisi Remaja
a. Remaja adalah suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai datangnya masa dewasa dan berlangsung sekitar usia 11-13 tahun sampai 18-20 tahun. (Harold Alberty 1957 : 86).

Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling

Ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan

A.   Pendahuluan
1.    PTK merupakan salah satu jenis PPKP., yaitu penelitian yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Satuan Pendidikan dalam rangka upaya meningkatkan mutu lulusan/luaran.

Cognitive-Behavior Therapy (CBT)

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Aaron T. Beck (1964) mendefinisikan CBT sebagai pendekatan konseling yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat ini dengan cara melakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang menyimpang. Pedekatan CBT didasarkan pada formulasi kognitif, keyakinan dan strategi perilaku yang mengganggu. Proses konseling didasarkan pada konseptualisasi atau pemahaman konseli atas keyakinan khusus dan pola perilaku konseli. Harapan dari CBT yaitu munculnya restrukturisasi kognitif yang menyimpang dan sistem kepercayaan untuk membawa perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik.

Learning Disorder (Kesulitan Belajar)

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Gangguan/Kesulitan Belajar (Learning Disorder) adalah suatu gangguan neurologis yang mempengaruhi kemampuan untuk menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan informasi. Anak dengan Learning Disorder mungkin mempunyai tingkat intelegensia yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya, tetapi seringberjuang untuk belajar secepat orang di sekitar mereka.

Macam-macam Tes Inventori Kepribadian

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Contoh tes inventori Kepribadian yang telah terstandarisasi antara lain :
  1. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventories)
MMPI  telah direvisi dan disusun ulang menjadi dua versi yang berbeda, MMPI-2 (Butcher, Dahlstrom, Graham, Tellegen, dan Kaemmer, 1989) dan MMPI-Adolescent (MMPI-A – Buchler et al., 1992). Pada tahun  1960-an, MMPI dipandang sebagai tes kepribadian terkemuka dan digunakan sesering atau lebih, pada subjek-subjek yang normal dalam lingkungan konseling, pekerjaan, medis, militer, dan forensik seperti pasien psikiatris.

Promoting Self-Esteem in Adolescents

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Self esteem adalah salah satu topik yang paling banyak diteliti dalam bidang psikologi dan konseling (Searcy, 2007). Self esteem telah secara langsung terhubung ke jaringan sosial individu, dalam kegiatan mereka, dan apa yang mereka dengar tentang diri mereka sendiri dari orang lain (Kernis, 2003). Beberapa penelitian telah mengkaji arti dari self esteem positif yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kesehatan psikologis (Gonzalez, Casas, & Coenders, 2007; Keyes, 2006), pandangan orang lain tentang diri remaja (Marshall, 2001), dan citra diri serta kesehatan fisik (Kostanski & Gullone, 1998). Sebaliknya, self esteem yang rendah telah dikaitkan dengan hal seperti depresi (MacPhee & Andrews, 2006), masalah kesehatan (Stinson et. al., 2008), dan perilaku antisosial (Niregi, 2006). Ada beberapa ketidak-sepakatan dalam literatur mengenai apakah self esteem adalah karakteristik stabil atau berubah,

ETIKA DALAM KONSELING

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Kode etik merupakan seperangkat aturan atau kaidah – kaidah, nilai-nilai yang mengatur segala perilaku (tindakan dan perbuatan serta perkataan) suatu profesi atau organisasi bagi para  anggotanya. Kode etik profesi merupakan salah satu aspek standarisasi profesi BK sebagai kesepakatan profesional mengenai rujukan etika perilaku. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang berlaku. Atas dasar nilai yang dianut oleh Pembimbing/konselor dan terbimbing/klien, maka kegiatan layanan bimbingan dapat berlangsung dengan arah yang jelas dan atas keputusan-keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Para pembimbing/konselor seyogianya berfikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, etika pribadi dan profesional, dan prosedur yang legal. Dalam hubungan inilah para pembimbing/konselor seharusnya memahami dasar-dasar kode etik bimbingan dan konseling. Etika konseling berarti suatu aturan yang harus dilakukan oleh seorang konselor dan hak-hak klien yang harus dilindungi oleh seorang konselor. Ada empat etika yang penting:

ATTENDING : ANALISIS TEORI (CARL R. ROGERS)

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Ide pokok dari teori-teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rabu, 22 April 2015

PTBK untuk Guru BK

Ditulis oleh; Wahid Suharmawan

A.   Pendahuluan
1.    PTK merupakan salah satu jenis PPKP., yaitu penelitian yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Satuan Pendidikan dalam rangka upaya meningkatkan mutu lulusan/luaran.

2.    PPKP terdiri atas Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian  Eksperimen Kuasi, dan Penelitian Pengembangan.

3.   Bidang Kajian P.P.K.P.:
a. Bidang Pembelajaran----untuk Guru/Dosen:
1)    Pelaksanan pembelajaran, a.l. pengelolaan kelas, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, pengajaran remedial, PAIKEM.
2)    Penggunaan Bahan Ajar dan Alat Bantu Pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar, misalnya modul, penggunaan petunjuk mempelajari buku paket, computer assisted learning, penggunaan media pembelajaran, penggunaan alat peraga, dll.
3)    Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran, misalnya perpustakaan---baik cetak maupun elektronik, internet, dan sumber lain, misalnya nara sumber,dosen tamu, lingkungan.
4) Pelaksanaan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, misalnya evaluasi otentik/kinerja, penilaian portofolio, evaluasi diagnostik dan tindakan pembelajarannya.

            b. Bidang Bimbingan dan Konseling---untuk Guru BK:
     1) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, misalnya pro-gram bimbingan, manajemen bimbingan, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling dengan berbagai strategi dan teknik serta medianya, kegiatan pendukung.
2)    Pengembangan dan pemanfaatan Sumber dan Media bimbingan dan konseling, misalnya bahan bimbingan, pemanfaatan kotak masalah, pemanfaatan papan bimbingan/konsultasi, pemanfaatan perpustakaan---tampilan pustaka.
3)    Pelaksanaan Evaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling, misalnya pengembangan instrumen evaluasi, pemanfataan alat ungkap masalah, pemanfaatan jenis instrumen pemahaman individu.


A.   Konsep Dasar Penelitian Tindakan   (Kelas / BK)
1.    Pengertian:
a. Penelitian Tindakan: sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi (Dewa Komang Tantra, 2005).
    b. Suatu tindakan pengumpulan, mengolah, menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan data yang diperoleh dari suatu tindakan atau perbuatan yang sengaja dirancang dan dilakukan salam rangka merumuskan metode atau sistem yang lebih baik (Nana Sudjana, 2009: 7)
c. PT K/BK merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh guru/dosen di kelasnya sendiri melalui refleksi diri yang diikuti dengan tindakan yang bertujuan memperbaiki kinerjanya---pembelajaran/layanan BK, sehingga hasil pembelajaran /layanan BK meningkat.


Sabtu, 18 April 2015

Kesulitan Belajar dan faktor Faktor Yang Mempengaruhi

 Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan

Ada beberapa pendapat mennrut para ahli tentang definisi dari kesulitan dalam belajar yakni sebagai berikut : 
Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan.

KARAKTERISTIK KONSELOR

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan

Ada pertanyaan menarik dari salah seorang teman mengenai karakteristik konselor yang ideal dalam kaitannya dengan profesionalitas konselor itu sendiri. Hal ini membuat penulis tertarik untuk membahas bagaimana pribadi atau karakteristik ideal dari seorang konselor sebagai tenaga profesional. Menurut Cavanagh (1982) ia mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut :