Ditulis : Wahid Suharmawan
Covid 19 saat ini menjadi pandemi yang serius di seluruh penjuru dunia. Pencegahan meluasnya virus corona kini telah menjadi prioritas utama di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Segala kegiatan yang mengundang kerumunan, keramaian dan interaksi secara langsung sudah mulai diblokade oleh pemerintah, tidak terkecuali kegiatan belajar mengajar.
Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing atau di Indonesia lebih dikenalkan sebagai physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalkan persebaran Covid-19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim merespon dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring.
Padahal, interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan proses belajar siswa. Dengan adanya proses pembelajaran daring sesuai intruksi mentri pendidikan, maka guru harus benar benar memerhatikan belajar siswa yang dilakukan secara online. Hal ini menjadi PR serius untuk guru BK agar tetap memotivasi anak didik untuk tetap belajar dirumah dalam masa pandemi.
Fenomena ini menjadi benar-benar menjadi tantangan baru, baik bagi guru, siswa maupun orangtua.
Dari segi guru dituntut untuk bagaimana menerapkan strategi pembelajaran dengan mengoptimalkan aplikasi belajar online tersebut, sedangkan dari segi siswa dituntut bagaimana agar bisa beradaptasi dengan pembelajaran sistem daring yang benar-benar baru bagi mereka. Sedangkan dari segi orangtua adalah bagaimana agar orangtua sanggup memfasilitasi sarana prasarana dalam pembelajaran daring di rumah dan menciptakan iklim di rumah yang mendukung belajar anak.
Dalam pembelajaran daring, siswa harus memiliki tanggungjawab personal dalam belajar, dapat mengontrol sikapya dalam belajar, menyesaikan tugas-tugas melalui daring dan mengoptimalkan gadget yang dimiliki sebagai sumber belajar.
Hal inilah yang disebut sebagai self regulated learning. Self Regulated Learning dapat diartikan sebagai dorongan bagi individu untuk mengelola pembelajarannya sendiri, bagaimana ia dapat memenajemen waktu di rumah, mengatasi hambatan belajar daringnya dan menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Namun tidak semua siswa memiliki self regulated learning yang baik. Beberapa diantaranya mengalami hambatan dalam pembelajaran daring. Beberapa diantaranya lagi mengalami kebosanan tinggal di rumah.
Disinilah peran Bimbingan Konseling (BK) dalam membantu mengatasi permasalahan-permasalahan siswa selama pembelajaran daring.
Lalu bagaimana peranan Guru BK dalam pembelajaran daring? Hal ini tentu saja berbeda dengan peranan guru mata pelajaran. BK tidak memberikan materi-materi ataupun tugas-tugas yang malah memberatkan siswa. BK menyajikan layanan dalam pembelajaran daring melalui format yang bermakna bagi siswa. Guru BK berperan untuk mengatasi hambatan belajar peserta didik, pengembangan karakter baik di rumah dan bagaimana membantu siswa dalam pengembangan life skill atau keterampilan hidup sehari-hari. Hal ini tidak luput dengan peran guru BK dalam menjalin komukasi yang baik dengan orang tua peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar