Penulis : Wahid
Suharmawan
Bimbingan dan konseling komprehensif atau disebut juga
bimbingan dan konselin perkembangan (karena menggarap semua aspek kehidupan
peserta didik) merupakan orientasi baru dalam kegiatan layanan bimbingan dan
konseling yang didasari fungsi pengembangan dengan prinsip antara lain: (1)
dibutuhkan oleh semua peserta didik ; (2) fokus pada kegiatan belajar peserta
didik; (3) konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerjasama;
(4) berorientasi tim dan pelayanan konselor profesional; (5) memiliki
dasar dalam psikologi anak, perkembangan anak dengan tujuan (1) mengenal dan
memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya, (2) mengenal dan
memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan
menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan
tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5)
menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat
bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang
dimilikinya secara tepat dan teratur secara optimal.
A. Tugas Perkembangan Peserta
Didik
Bimbingan dan konseling komprehensif disebut juga
bimbingan dan konseling perkembangan, karena dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling menyentuh semua aspek kehidupan atau perkembangan peserta didik.
Tugas-tugas perkembangan adalah sebagai berikut :
1. Tugas perkembangan peserta didik SD/MI dan
sederajat :
- a. Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- b. Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
- c. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari
- d. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya
- e. Belajar menjadi pribadi yang mandiri
- f. Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan maupun kehidupan
- g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku
- h. Membina hidup sehat, untuk diri sendiri, dan lingkungan serta keindahan
- i. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya dan menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin
- j. Mengembangkan sikap terhadap kelompok, lembaga sosial, serta tanah air bangsa dan negarak. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan
2. Tugas perkembangan peserta didik
SMP/MTs dan sederajat :
- a. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- b. Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perbuatan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
- c. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita
- d. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas
- e. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan aparesiasi seni.
a. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan
untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan
dalam kehidupan di masyarakat
f.
Mengenal gambaran dan mengembangkan
sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi
g.
Mengenal system etika dan nilai-nilai
bagi pedoman hidup sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga negara
3. Tugas perkembangan peserta didik
SMA/SMK/MA dan sederajat :
a.
Mencapai kematangan dalam beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Mencapai kematangan dalam hubungan dengan
teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita
c.
Mencapai kematangan pertumbuhan
jasmaniah yang sehat
d. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi
dan seni sesuai dengan program kutikulum dan persiapan karir atau melanjutkan
pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan yang lebih luas
e.
Mencapai kematangan dalam pilihan karir
f. Mencapai kematangan gambar dan sikap
tentang kehidupan mandiri, secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi
g. Mencapai kematangan gambaran dan sikap
tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
h. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
sosial dan intelektual serta apresiasi seni
i.
Mencapai kematangan dalam system etika
dan nilai
B.
Tujuan, Fungsi, Prinsip-prinsip,
Bidang BK, Asas dan Komponen Program Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
1.
Tujuan Bimbingan dan
Konseling Komprehensif
Tujuan
pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang
akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan
kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan,
masyarakat, maupun lingkungan kerja.
a.
Fungsi Bimbingan dan
Konseling Komprehensif
Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama).
Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa
mengantisi-pasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang mem-fasilitasi perkembangan siswa.
Perbaikan
(Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat
kuratif.
Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadian lainnya.
Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan
khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat kemampuan, dan kebutuhan individu
(siswa).
Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu
(siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
c. Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Terdapat
beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fondasi atau landasan bagi
layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis
tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau
bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prinsip-prinsip itu adalah
sebagai berikut : Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai
fondasi atau landasan bagi layanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari
konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian
layanan bantuan atau bimbingan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut.
a)
Bimbingan diperuntukhan bagi semua
individu (guidance is for all individuals)
b)
Bimbingan bersifat individualisasi
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya)
c)
Bimbingan menekankan hal yang positif.
d)
Bimbingan Merupakan Usaha Bersama.
sekolah. Mereka sebagai teamworkterlibat dalam proses bimbingan.
e)
Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang
Esensial
dalam Bimbingan.
dalam Bimbingan.
f)
Bimbingan Berlangsung dalam Berbagai
Setting (Adegan) Kehidupan.
d. Bidang Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
1)
Bimbingan
Akademik Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang
diarahkan untuk mem-bantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah akademik.
2)
Bimbingan
Sosial-Pribadi Bimbingan sosial-pribadi merupakan
bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah
sosial-pribadi.
3)
Bimbingan Karir Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu
individu dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir
C. Komponen Program Bimbingan
dan Konseling Komprehensif
Program
bimbingan dan konseling mengandung empat komponen layanan, yaitu: (1)
layanan dasar bimbingan (guidance curriculum); (2) layanan
responsif, (3) layanan perencanaan indiviual, dan (4) layanan dukungan sistem.
Keempat komponen program tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Layanan Dasar.
Layanan
dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta
didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal
atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam
pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya. Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan
tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi
komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan
pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan. Layanan ini bertujuan
untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki
mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata
lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Secara rinci tujuan layanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu
siswa agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu
mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya,
(3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu
mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
2. Layanan Responsif.
Layanan
responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera,
sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian
tugas-tugas perkembangan. Konseling indiviaual, konseling krisis, , konsultasi
dengan orangtua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam
bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif.
3.
Perencanaan
Individual.
Layanan ini diartikan proses bantuan
kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan
dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara mendalam dengan
segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi
yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat
diperlukan sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang
tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan
dan kebutuhan khusus peserta didik.
4. Dukungan
Sistem
Ketiga komponen diatas, merupakan
pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung.
Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen,
tata kerja, infra struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan
pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara
tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik.
KESIMPULAN
Program bimbingan dan konseling komprehensif merupakan
bimbingan dan konseling yang berorientasi pada perkembangan, yang didalamnya
terdiri dari empat komponen utama program bimbingan dan konseling, yaitu :
1. Layanan Dasar
2. Layanan Responsif
3. Layanan Perencanaan Individual
4. Layanan dukungan sistem
Program bimbingan dan konseling yang komprehensif
membutuhkan kebijakan di sekolah yang integratif yaitu adanya keselarasan
antara kebijakan dalam bidang pengajaran, bimbingan, kegiatan ekstra kurikuler,
kebijakan keuangan, sarana dan prasarana, personalian dan lain lain. Program
bmbingan dan konseling yang komprehensif membutuhkan dukungan manajemen sekolah
yang adil dan setara sehingga sekolah memberikan perhatian yang memadai dan
setara terhadap semua unsur yang penting bagi jalanya proses pendidikan.
Dukungan finansial yang memadai, fasilitas yang memadai dan pemberian waktu
yang memadai untuk bimbingan, pengajaran dan kegiatan pendidikan lain di
sekolah adalah bukti kebijakan yang integratif di sebuah lembaga pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN),
(2007), Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, Departemen Pendidikan
Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional, (2003), Pelayanan
Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang,
Depdiknas
___________________________. (2006), Panduan
Pengembangan Diri Untuk Sekolah Menengah, Jakarta Puskur Balitbang,
Depdiknas.
Erford, Bradley T., (2004), Professional
School Cunseling: A Handbook of Theories Programs and Practices. CAPS
Press. Pro-Ed.Inc.
Gysbers, Norman C. Life Career Development: A
need Perspective for all Counseling, Article 7 di http://counselingoutfitters.com /vistas/ vistas04 /7.pdf.
Mamat Supriatna, (2009), Layanan Bimbingan
Karir di Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Universitas
Pendidikan Indonesia.
Munandir, (1996), Program Bimbingan Karir
di Sekolah, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sukmadinata, Nana Syaodih, (2007), Bimbingan
dan Konseling dalam Praktek Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa, Bandung
: Maestro.
Syamsul Yusuf LN, & Juntika Nurihsan,
(2008), Landasan Bimbingan dan Konseling,Bandung : Program Pasca
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia & Remaja Rosda Karya.
Suherman, Uman. 2009. Manajemen Bimbingan dan
Konseling. Bandung : Rizqi Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar