Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan
Sosiometri
merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial
dan tingkah laku sosial siswa. Dengan teknik ini dapat diperoleh data
tentang suasana hubungan antar individu, struktur dan arah hubungan sosial.
Gambaran suasana hubungan sosial yang diperoleh dengan sosiometri disebut
sosiogram. Dari data sosiometri individu dapat diketahui keluasan dan kedalaman
pergaulan (keintiman pergaulan), status pemilihan atau penolakan sesama teman, dan popularitas dalam pergaulan.
a. Fungsi dari Sosiometri
a. Sebagai alat
untuk meneliti struktur sosial dari suatu kelompok individu
dengan dasar terhadap relasi sosial dan status dari masing-masing anggota
kelompok yang bersangkutan.
b. Sebagai alat
untuk memperbaiki hubungan insani (human relation) diantara anggota-anggota
kelompok tertentu.
c. Dapat
digunakan untuk menentukan kelompok kerja.
d. Dapat
digunakan untuk meneliti kemampuan memimpin seorang individu
dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
Cara
Pengerjaan Sosiometri
a. Siswa
diberi daftar isian/angket sosiometri dan diminta untuk menuliskan
identitas dirinya.
b. Konselor
memberikan penjelasan maksud dan tujuan dari angket sosiometri, dan menjelaskan
petunjuk pengisiannya.
c. Konselor
mempersilahkan kepada siswa untuk mengisi angket sosiometri, yaitu dengan cara
menuliskan teman yang paling disukai dan yang paling tidak ia sukai disertai
alasan-alasannya.
d. Memotivasi
siswa agar dapat mengerjakan dengan jujur, dengan memberikan jaminan
kerahasiaan terhadap semua jawabannya
e. Menginformasikan
bahwa hasil angket sosiometri ini akan dijadikan acuan dalam memberikan layanan
(bantuan) pada siswa.
Pengolahan Hasil
Pengolahan hasil Instrumen sosiometeri mengacu pada langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Siapkan
tabel sosiometri yang berisikan nama pemilih / penolak dan nama yang dipilih /
ditolak dalam satu kelas.
b. Masukkan
data yang diperoleh dari angket sosiometri ke dalam tabel tersebut dengan
ketentuan angka 1 untuk pilihan pertama ( 1 ) angka 2 untuk pilihan kedus ( 2
), angka 3 untuk penolakan pertama ( 3 ) dan angka 4 untuk penolakan kedua ( 4
), sehingga akan tampak skor pilihan dengan rumus jumlah angka 1 ditambah
jumlah angka 2 serta skor penolakan dengan rumus jumlah angka 3 ditambah jumlah
angka 4..
c. Dari
tabulasi yang ada dituangkan dalam tebel varian pilihan ( Cs ) untuk mengetahui
indeks pilihan dengan rumus :
SKOR
-----------
( N x p )
N : Jumlah Responden
P : Jumlah Pilihan
d. Selanjutnya
dituangkan dalam tebel varian penolakan ( Rs ) untuk mengetahui indeks
penolakan dengan rumus :
SKOR
X - 1
--------- ( N x p )
N :
Jumlah Responden
P : Jumlah Penolakan
e. Selanjutnya dituangkan lagi
dalam tebel varian pemilihan dan penolakan ( CRs ) untuk mengetahui indeks
pemilihan dan penolakan dengan rumus :
SKOR
Pemilihan + SKOR Penolakan
------------------------------------------------- |
(
N x q )
N
: Jumlah Responden
q
: Jumlah Pemilihan dan Penolakan
f. Dari tabulasi yang ada
dituangkan dalam bentuk sosiogram untuk melihat hubungan antar individu dalam
kelompok tersebut.
Penyampaian
Hasil
Hasil
dari pengolahan Instrumentasi perlu disampaikan kepada fihak-fihak yang terkait
secara langsung dengan responden. Dalam penyampaian hasil instrumentasi ini
tetap harus menjaga kerahasiaan, tidak boleh disampaikan/diumumkan secara
terbuka dan dijadikan pembicataan umum.
Dalam
forum khusus, hasil instrumentasi dapat dijadikan topik bahasan/diskusi, namun
tetap harus menjaga kerahasiaan responden (tidak menyebut nama responden).
Dari keseluruhan penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi ini
hasil yang diperoleh disampaikan kepada masing-masing responden, dalam bentuk
Profil Individual, sedangkan kepada Guru bimbingan dan konseling/Kepala Sekolah
diberikan Data rekap dan data pendukung lainnya, sebagai bahan untuk pemberian
layanan lebih lanjut.
Penyampaian
hasil instrumentasi kepada masing-masing responden akan lebih baik apabila
disampiakan secara individual, sehingga konselor dapat berkomunikasi dan
menjelaskan isi dari laporan hasil instrumentasi yang akan diberikan dalam
bentuk format individual, dan sekaligus bagi siswa yang memiliki permasalahan
dapat diberikan penjelasan untuk langkah-langkah tindak lanjut berikutnya
IMPLIKASI
HASIL APLIKASI INSTRUMENTASI DALAM PELAYANAN KONSELI
Hasil Aplikasi Instrumentasi pada
hakekatnya dapat diaplikasikan dalam seluruh spektrum kegiatan pelayanan
konseling, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian dan pengembangannya.
Bahkan memungkinkan kegiatan Aplikasi Instrumentasi ini merupakan langkah yang
menentukan dalam penentuan pemberian layanan konseling.
Secara umum Implikasi hasil Aplikasi
Instrumentasi ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan Program Konseling.
Penyusunan program layanan konseling di sekolah, baik
program tahunan maupun semesteran seharusnya didasarkan pada data tentang
variasi masalah siswa, hasil ulangan/ujian, bakat dan minat serta kecenderungan
siswa, dan data lainnya yang kesemuanya terkumpul dalam kegiatan Need
Assessment..
Hasil Aplikasi Instrumentasi secara jelas telah menunjukkan
berbagai data yang menyangkut kondisi
responden, maka akan ditemuka Need Assessment sebagai dasar penyusunan/perencanaan
Program Konseling. Dengan data yang lengkap dari Aplikasi Instrumentasi ini
dapat dirumuskan Program Konseling secara menyeluruh, untuk setiap kelas,
dengan mengacu kepada kebutuhan siswa, baik perorangan maupun kelompok. Pada
intinya untuk berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling
direncanakan berdasarkan data hasil Need Assessment.
2. Penetapan Peseta Layanan
Berdasarkan data hasil instrumentasi, Konselor dapat
menetapkan individu yang perlu mendapat layanan konseling, baik layanan dengan
format klasikal, kelompok maupun individual. Kegiatan
dengan format lapangan dan “politik” bagi klien tertentupun dapat direncanakan
oleh Konselor dengan mendasarkan pada hasil Aplikasi Instrumentasi ini.
3. Sebagai Isi Layanan
Data yang terungkap dari penyelenggaraan Aplikasi
Instrumentasi ini dapat pula menjadi isi dari layanan konseling.Hal ini
disebabkan karena dalam penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi khususnya yang
mengungkap tentang hubungan sosial (sosiogram), inteligensi, bakat dan minat
dapat dijadikan sebagai isi layanan
Untuk hal ini diperlukan
kecermatan Konselor dalam melihat relevansi antara hasil Aplikasi
Instrumentasi dengan kebutuhan Klien dan menggunakannya secara tepat, dengan
senantiasa menerapkan asas kerahasiaan sebagaimana mestinya.
4. Tindak lanjut Layanan
Hasil instrumentasi, khususnya hasil evaluasi (laiseg,
laijapen dan laijapang) dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi upaya tindak
lanjut pelayanan terhadap klien. Kecermatan Konselor terhadap kesesuaian antara
hasil evaluasi dan upaya tindak lanjutnya sangat diperlukan.
5. Pengembangan.
Dalam upaya pengembangan layanan
konseling, dasar utama yang diperlukan adalah data yang akurat dan handal.
Dalam hal ini, data hasil Aplikasi Instrumentasi dengan tingkat validitas dan
reliabilitas yang tinggi dapat secara tepat menunjang pengembangan program
pelayanan konseling dalam jangka panjang. Dalam hal ini diperlukan berbagai
instrumentasi yang komprehensip, dari berbagai kelompok responden dalam jangka
waktu yang relatif memadai. Dengan data gabungan tersebut, akan nampak arah
pokok yang dapat dijadikan arah dan garis besar pengembangan layanan konseling.
Secara khusus, penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi SOSIOMETRI yang
telah dilaksanakan, implikasinya dalam layanan konseling dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Hasil analisis sosiogram akan membantu konselor
dalam memahami hubungan sosial dan hubungan individu yang berlangsung dalam
suatu kelompok. Dari hasil tersebut akan tampak individu-individu yang
memerlukan bantuan layanan konseling secara perorangan maupun kelompok.
Setalah
hasil angket sosiometri dianalisa akan tampaklah gambaran hubungan sosial dalam
kelompok siswa, yaitu siswa-siswa yang memiliki hubungan sosial yang tinggi
dengan melihat skore pemilihan dan juga akan tampak siswa-siswa yang memiliki
hubungan social rendah atau terisolir. Dari gambaran ini konselor
sekolah dapat merencanakan layanan-layanan apa yang tepat bagi mereka. Terutama
untuk siswa-siswa yang memiliki hubungan sosial rendah atau terisolir, konselor
harus memberikan perhatian lebih dari siswa yang lain.
Dari analisa angket sosiometri di atas dapat ditentukan prioritas siswa yang perlu mendapatkan
layanan konseling, yaitu terutama untuk
siswa yang memperoleh skore penolakan kategori tinggi , Sebagai contoh
:
No. absen
|
score
|
5
|
9
|
7
|
8
|
8
|
8
|
17
|
10
|
35
|
10
|
15
|
9
|
38
|
6
|
11
|
5
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar