Minggu, 10 April 2016

KUALITAS KEPRIBADIAN DALAM PROSES KONSELING

Ditulis oleh; Wahid Suharmawan

A.  PRIBADI KONSELOR
Koselor dan peneliti sependapat bahwa kepribadian konselor  merupakan faktor yang paling penting dalam  konseing. Seperti yang dinyatakan Perez, “temuan penelitian menunjukkan bahwa pengalaman, orentasi teoris dan teknik yang digunakan bukanlah penentu utam dalam keefektifan seorang terapis, akan tetapi kualitas pribadi konselor, bukan pendidikan dan pelatihanya sebagai kriteria dalam evaluasi keefektifannya. ”

Cara Mudah Menjadi Konselor

Ditulis oleh; Wahid Suharmawan

Setiap manusia hakikinya mempunyai potensi untuk menjadi seorang konselor. Namun, untuk menjadi seorang konselor tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Perlu ada langkah-langkah dan teknik dalam bimbingan dan konseling. Beberapa langkah dan teknik konseling untuk menjadi seorang konselor diantaranaya.

Minggu, 13 Maret 2016

MINAT KARIR HOLLAND (Teori dan Praktik)

Oleh Wahid Suharmawan

Buku ini membahas teori dan Instrumentasi Minat Karir Holland, cocok Sebagai Suplemen Peminatan di sekolah (SMP, SMA,SMK) dan orang dewasa.



Kelebihan buku ini mampu menggali MINAT karir individu pada jabatan Karir tertentu (sbg Dokter, Insinyur, Guru, Psikolog, Seniman/artis dsb), Holland mengabaikan tahap usia perkembangan siswa. Buku ini saya buat utk mendampingi Software Aplikasi Minat Karir yg telah sy buat sekitar th. 2005 silam.

PENDIDIKAN TEPAT BAGI ANAK USIA DINI

Ditulis oleh Wahid Suharmawan

Nasehat bagi orang tua yg mempunyai anak BALITA....
Intinya Jangan tergiur dg sekolah TK yg menawarkan kurikulum anak harus belajar berbagai pelajaran (bhs.Inggris, berhitung, membaca) ketahuilah bahwa usia anak adalah bermain dan bersenang-senang, kurukulum di Indonesia menDEWAkan kecerdasan Intelektual daripada emosional.....

Selanjutnya silahkan membaca.....Salam Wahid Suharmawan

PENYIMPANGAN SEKSUAL / SEXUAL DEVIATION

Oleh; Dr. Suparyanto, M.Kes.

Pengertian Seksual Menyimpang
Istilah penyimpangan seksual (sexual deviation) sering disebut juga dengan abnormalitas seksual (sexual abnormality), ketidak wajaran seksual (sexual perversion), dan kejahatan seksual (sexual harassment).
Penyimpangan seksual (deviasi seksual) bisa didefinisikan sebagai dorongan dan kepuasan seksual yang ditunjukan kepada obyek seksual secara tidak wajar.

Minggu, 21 Februari 2016

PERENCANAAN KARIR DI SEKOLAH

ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan


Pendidikan di jenjang sekolah  menengah seyogyanya disiapkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Tetapi pada kenyataannya karena suatu sebab yang tidak dapat dihindarkan, misal karena kemampuan, biaya tidak ada, ataupun sebab-sebab lain, maka pilihan selanjutnya adalah bekerja.

Rasa Syukur

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan

Syukur, suatu ungkapan yang tidak dapat digambarkan keindahannya yang tak bertara. Rasa syukur yang paling indah adalah ketika seorang manusia dengan rendah hati dan sepenuh hati bersyukur pada Sang Pencipta, akan segala karunia yang telah dianugerahkan-Nya pada kita semua. Rasa syukur menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang lemah, dan tentunya kita membutuhkan kekuatan, yang mana kekuatan itu selalu datang dari-Nya dan atas kehendak-Nya pula. Jadi,

Senin, 08 Februari 2016

10 Penyakit Psikis

Ditulis Oleh : Wahid Suharmawan

1.      HIPOKONDRIASIS
Personaliti hipokondriasis adalah personaliti dimana seseorang terus menerus mengeluh akan kesehatannya yang buruk. Dapat dikatakan bahwa ambang sakitnya yang rendah. Dia sangat cemas dan terlalu terpukau akan gejala yang ada pada tubuhnya. Kecemasan terhadap kesehatan tubuhnya merupakan bagian yang dominan dari idupnya. Hal ini membuatnya tidak efektif serta terganggu. Hipokondriasis dapat diumpamakan sebagai anjing yang terlalu banyak menggonggong. Dia terlalu banyak mengeluh, dan sering berganti dokter. Mungkin dia sering keluar masuk rumah sakit, untuk mengetahui keluhannya. Atau dapat pula dia sering masuk kemeja operasi atas keluhan–keluhannya. Sampai berapa jauh personaliti hipokondriasis dipunyai anda.

Senin, 22 Juni 2015

PERENCANAAN KARIR DI SEKOLAH

ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan

Pendidikan di jenjang sekolah  menengah seyogyanya disiapkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Tetapi pada kenyataannya karena suatu sebab yang tidak dapat dihindarkan, misal karena kemampuan, biaya tidak ada, ataupun sebab-sebab lain, maka pilihan selanjutnya adalah bekerja.
Pekerjaan yang memuaskan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan diperlukan perencanaan secara matang. Di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karir bagi para siswa, khususnya di tingkat SMU sudah dirasakan sejak lama, dan sejak ditetapkannya Kurikulum tahun 1984 bimbingan karir mulai diformalkan. Namun karena sempitnya pemahaman para konselor di sekolah, sehingga dalam pelaksanaanya sering terjadi malpraktek (dianggap sebagai bidang studi sehingga diajarkan), tidak diikuti dengan assesmen yang tepat, informasi pekerjaan tidak diberikan secara mendalam, terpadu, dan komprehensif, serta kurang dilaksanakan secara intensif. Akibatnya hasil-hasil dari bimbingan karir tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan.

Senin, 11 Mei 2015

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

Penulis : Wahid Suharmawan

Bimbingan dan konseling komprehensif atau disebut juga bimbingan dan konselin perkembangan (karena menggarap semua aspek kehidupan peserta didik) merupakan orientasi baru dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang didasari fungsi pengembangan dengan prinsip antara lain: (1) dibutuhkan oleh semua peserta didik ; (2) fokus pada kegiatan belajar peserta didik;  (3) konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerjasama;  (4) berorientasi tim dan pelayanan konselor profesional;  (5) memiliki dasar dalam psikologi anak, perkembangan anak dengan tujuan (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimilikinya secara tepat dan teratur secara optimal.