Tampilkan postingan dengan label Konseling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konseling. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Mei 2015

Konsep Diri Positip: Kunci Keberhasilan Hidup

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan
Ada berbagai pendapat yang mengatakan bahwa Perguruan Tinggi jangan mencetak Pengangguran, sedangkan sekarang ini masanya dimana Para orangtua berlomba-lomba untuk memberikan bekal pendidikan, yang dipercayai sebagai bekal terbaik bagi anak yaitu pendidikan. Asumsi orangtua pada umumnya adalah semakin tinggi level pendidikan formal maka akan semakin terjamin masa depan anaknya. Apakah benar demikian?

Minggu, 26 April 2015

TEORI PSIKOANALISIS

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan
sumber Triyono, M.Pd

Biografi Tokoh
Sigmund Freud (6 Mei 1856 – 23 September 1939) adalah seorang neurolog Austriadan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi, gerakan yang memopulerkan teori bahwa motif tak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu ia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari Ibunya.

PERKEMBANGAN REMAJA


Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan
 sumber nellychandrawati 

Definisi Remaja
a. Remaja adalah suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai datangnya masa dewasa dan berlangsung sekitar usia 11-13 tahun sampai 18-20 tahun. (Harold Alberty 1957 : 86).

Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling

Ditulis Oleh ; Wahid Suharmawan

A.   Pendahuluan
1.    PTK merupakan salah satu jenis PPKP., yaitu penelitian yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Satuan Pendidikan dalam rangka upaya meningkatkan mutu lulusan/luaran.

Cognitive-Behavior Therapy (CBT)

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Aaron T. Beck (1964) mendefinisikan CBT sebagai pendekatan konseling yang dirancang untuk menyelesaikan permasalahan konseli pada saat ini dengan cara melakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang menyimpang. Pedekatan CBT didasarkan pada formulasi kognitif, keyakinan dan strategi perilaku yang mengganggu. Proses konseling didasarkan pada konseptualisasi atau pemahaman konseli atas keyakinan khusus dan pola perilaku konseli. Harapan dari CBT yaitu munculnya restrukturisasi kognitif yang menyimpang dan sistem kepercayaan untuk membawa perubahan emosi dan perilaku ke arah yang lebih baik.

ETIKA DALAM KONSELING

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Kode etik merupakan seperangkat aturan atau kaidah – kaidah, nilai-nilai yang mengatur segala perilaku (tindakan dan perbuatan serta perkataan) suatu profesi atau organisasi bagi para  anggotanya. Kode etik profesi merupakan salah satu aspek standarisasi profesi BK sebagai kesepakatan profesional mengenai rujukan etika perilaku. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang berlaku. Atas dasar nilai yang dianut oleh Pembimbing/konselor dan terbimbing/klien, maka kegiatan layanan bimbingan dapat berlangsung dengan arah yang jelas dan atas keputusan-keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Para pembimbing/konselor seyogianya berfikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, etika pribadi dan profesional, dan prosedur yang legal. Dalam hubungan inilah para pembimbing/konselor seharusnya memahami dasar-dasar kode etik bimbingan dan konseling. Etika konseling berarti suatu aturan yang harus dilakukan oleh seorang konselor dan hak-hak klien yang harus dilindungi oleh seorang konselor. Ada empat etika yang penting:

ATTENDING : ANALISIS TEORI (CARL R. ROGERS)

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Ide pokok dari teori-teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak – kanak seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rabu, 22 April 2015

PTBK untuk Guru BK

Ditulis oleh; Wahid Suharmawan

A.   Pendahuluan
1.    PTK merupakan salah satu jenis PPKP., yaitu penelitian yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Satuan Pendidikan dalam rangka upaya meningkatkan mutu lulusan/luaran.

2.    PPKP terdiri atas Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian  Eksperimen Kuasi, dan Penelitian Pengembangan.

3.   Bidang Kajian P.P.K.P.:
a. Bidang Pembelajaran----untuk Guru/Dosen:
1)    Pelaksanan pembelajaran, a.l. pengelolaan kelas, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, pengajaran remedial, PAIKEM.
2)    Penggunaan Bahan Ajar dan Alat Bantu Pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar, misalnya modul, penggunaan petunjuk mempelajari buku paket, computer assisted learning, penggunaan media pembelajaran, penggunaan alat peraga, dll.
3)    Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran, misalnya perpustakaan---baik cetak maupun elektronik, internet, dan sumber lain, misalnya nara sumber,dosen tamu, lingkungan.
4) Pelaksanaan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, misalnya evaluasi otentik/kinerja, penilaian portofolio, evaluasi diagnostik dan tindakan pembelajarannya.

            b. Bidang Bimbingan dan Konseling---untuk Guru BK:
     1) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling, misalnya pro-gram bimbingan, manajemen bimbingan, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling dengan berbagai strategi dan teknik serta medianya, kegiatan pendukung.
2)    Pengembangan dan pemanfaatan Sumber dan Media bimbingan dan konseling, misalnya bahan bimbingan, pemanfaatan kotak masalah, pemanfaatan papan bimbingan/konsultasi, pemanfaatan perpustakaan---tampilan pustaka.
3)    Pelaksanaan Evaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling, misalnya pengembangan instrumen evaluasi, pemanfataan alat ungkap masalah, pemanfaatan jenis instrumen pemahaman individu.


A.   Konsep Dasar Penelitian Tindakan   (Kelas / BK)
1.    Pengertian:
a. Penelitian Tindakan: sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi (Dewa Komang Tantra, 2005).
    b. Suatu tindakan pengumpulan, mengolah, menganalisis, menafsirkan, dan menyimpulkan data yang diperoleh dari suatu tindakan atau perbuatan yang sengaja dirancang dan dilakukan salam rangka merumuskan metode atau sistem yang lebih baik (Nana Sudjana, 2009: 7)
c. PT K/BK merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh guru/dosen di kelasnya sendiri melalui refleksi diri yang diikuti dengan tindakan yang bertujuan memperbaiki kinerjanya---pembelajaran/layanan BK, sehingga hasil pembelajaran /layanan BK meningkat.


Sabtu, 18 April 2015

KARAKTERISTIK KONSELOR

Ditulis Oleh; Wahid Suharmawan

Ada pertanyaan menarik dari salah seorang teman mengenai karakteristik konselor yang ideal dalam kaitannya dengan profesionalitas konselor itu sendiri. Hal ini membuat penulis tertarik untuk membahas bagaimana pribadi atau karakteristik ideal dari seorang konselor sebagai tenaga profesional. Menurut Cavanagh (1982) ia mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut :

Minggu, 15 Maret 2015

INVENTORY MINAT

Ditulis Wahid Suharmawanh
A.    PENGERTIAN MINAT DAN TES
Crow dan Crow (dalam Djaali, 2007) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer(dalam Nurkencana, 1993) minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Kalau kita perhatikan definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, obyek, aktivitas atau situasi.

Jumat, 13 Maret 2015

PROSEDUR UMUM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Ditulis ; Wahid Suharmawan

A.    Prosedur Umum Pelaksanaan BK
1.      Identifikasi Kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan peserta didik yang diduga memerlukan bimbingan dan konseling. Robinson (dalam Abin Syamsuddin Makmun, 2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:

Kamis, 12 Maret 2015

Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type Indicator)

Ditulis Wahid Suharmawan

Membaca kepribadian adalah ilmu yang sangat menarik. Sebab kita secara alami tertarik pada diri sendiri. Selain itu, kita juga tertarik dengan hubungan sosial dengan orang lain, minimal dengan pasangan kita. Mungkin kita pernah mendengar tipe-tipe kepribadian seperti kholeris, sanguinis, melankolis & phlegmatis. Tipologi kepribadian tersebut dikembangkan oleh filsuf Yunani kuno bernama Hipokrates yang kemudian dilanjutkan oleh Claudius Galen. Ilmu membaca kepribadian seseorang memang bukan hal baru dan sudah dikembangkan beratus-ratus tahun lamanya. Namun, sampai hari ini belum ada teori maupun alat (tes) yang bisa menjelaskan 100% akurat mengenai kepribadian dan perilaku seseorang. Sebab manusia itu unik. Hampir tidak ada manusia yang sama satu sama lain, walaupun mereka kembar identik.

Selasa, 10 Maret 2015

Senin, 02 Maret 2015

ETIKA DALAM KONSELING

Ditulis Oleh: Wahid Suharmawan

Kode etik merupakan seperangkat aturan atau kaidah – kaidah, nilai-nilai yang mengatur segala perilaku (tindakan dan perbuatan serta perkataan) suatu profesi atau organisasi bagi para  anggotanya. Kode etik profesi merupakan salah satu aspek standarisasi profesi BK sebagai kesepakatan profesional mengenai rujukan etika perilaku. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang berlaku. Atas dasar nilai yang dianut oleh Pembimbing/konselor dan terbimbing/klien, maka kegiatan layanan bimbingan dapat berlangsung dengan arah yang jelas dan atas keputusan-keputusan yang berlandaskan nilai-nilai. Para pembimbing/konselor seyogianya berfikir dan bertindak atas dasar nilai-nilai, etika pribadi dan profesional, dan prosedur yang legal. Dalam hubungan inilah para pembimbing/konselor seharusnya memahami dasar-dasar kode etik bimbingan dan konseling. Etika konseling berarti suatu aturan yang harus dilakukan oleh seorang konselor dan hak-hak klien yang harus dilindungi oleh seorang konselor. Ada empat etika yang penting:

TRAIT & FACTOR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh;Wahid Suharmawan

A.    PENDAHULUAN
1.   Latar belakang
Kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen. Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya
Dan Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan secara sempurna dengan dibekali akal dan nafsu serta qolbu sebagai sesosok khalifah dimuka bumi ini, karenanya dengan semua bekal tersebut manusia ada kalanya ketika akal fikirannya unggul maka kedudukan manusia akanberada diatas malaikat Allah namun ketika hawa nafsunya yang menjadi raja atas diri manusia kedudukannya tidak lebih dari dibawah hewan.

Diantara akal dan nafsu manusia yang saling bertentangan manusia juga dibekali qolbu sebagai penyeimbang, sehingga baik buruknya qolbu manusia bisa ditentukan oleh perilaku manusia, dari setiap perilaku yang dikerjakan manusia setiap hari akan mengahsilkan suatu bentuk kepribadian, dalam kepribadian tersebutlah ciri khas dari manusia akan terlihat.

Dalam Al-Quran yang diturunkan oleh Allah SWT kurang lebih 14 abad yang lalu kepada nabi Muhammad SAW dalam lembaran ayat-ayatnya telah menjelaskan kepada manusai berbagai macam kepribadian yang tedapat dalam diri manusia, kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dalam tiga posisi, yaitu kepribadian yang baik atau khasanah (Muttaqin), kepribadian yang buruk atau dholalah (Kafirun) serta yang terakhir kepribadian yang ada ditengah-tengahnya atau yeng lebih sering kita kenal dengan kepribadian munafik, dalam makalah ini pemakalah akan berusaha menyajikan sedikit tentang bentuk-bentuk kepribadian manusia yang telah ada dan dijelaskan oleh Al-Quran dan disesuaikan dengan konseling trait dan faktor.

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY

Oleh; Wahid Suharmawan

I.         PENDAHULUAN
Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah pendekatan behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku dan pikiran. pendekatan  Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) di kembangkan oleh Albert Ellis melalui beberapa tahapan. pandanagan dasar pendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu memiliki tendensi untuk berpikir irasional yang salah satunya didapat melalui belajar social. Di samping itu, individu juga memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk berpikir rasional. pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu mengubah pikiran-pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional melalui teori ABCDE.
Penulis memilih  REBT yang dikembangkan oleh Albert Ellis ini sebagai bahan pembahasan berdasarkan pemikiran bahwa REBT bisa menantang para mahasiswa untuk berfikir tentang sejumlah masalah dasar yang mendasari konseling. REBT terpisah secara radikal dari beberapa sistem lain yang disajikan didalam makalah ini, yakni pendekatan-pendekatan psiko analitik, eksistensial-humanistik, client centered dan gestal. REBT lebih banyak kesamaannya dengan terapi-terapi yang berorientasi kognitif-tinngkah laku-tindakan dalam arti menitik beratkan berfikir, menilai, memutuskan, menganalisis, dan bertindak. REBT sangat didaktif dan sangat direktif serta lebih banyak  berurusan dengan dimensi-dimensi fikiran dari pada dengan dimensi-dimensi perasaan.
Dengan mengingat hal itu, kami dari penulis ingin mengupas teori REBT lebih mendalam. Namun kami tetap memahami bahwa dalam penulisan ini banyak mempunyai kekurangan oleh karenanya kami tetap mengharap kritik dan saran dari semua pihak.

BIMBINGAN KARIR DI JENJANG PENDIDIKAN

Oleh; Wahid Suharmawan

BIMBINGAN KARIR DI SEKOLAH DASAR
Bimbingan karier di sekolah dasar tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak melakukan pilihan pilihan prematur. fokusnya malahan akan kesadaran akan pilihan pilihan yang bakal tersedia , cara cara mengantisipasi dan merencanakannya ,serta hubungannya dengan cirri cirri pribadi .banyak murid yang perlu mengetahui bahwa mereka akan mempunyai kesempatan kesempatan untuk memilih dan kompetensi untuk melaksanakannya .murid murid ini juga perlu menyadarinya ,bagaimana mereka berubah ,dan bagai mana mereka dapat menggunakan penggalaman penggalaman sekolah untuk menjelajah dan bersiap guna menyongsong masa depan .

Diantara asumsi asumsi yang menyebabkan bimbingan karier mendapatkan kepercayaan disekolah dasar adalah sebagai berikut: (1). Kesadaran bahwa gaya gaya prilaku memilih pada masa remaja dan dewasa di pengaruhi oleh tipe tipe pengalaman perkembangan yang berlangsung pada masa kecil ;(2) terbukti bahwa banyak materi dan teks yang digunakan disekolah sekolah dasar mengambarkan dunia kerja atau dunia pendidikan dimasa depan secara tidak seksama dan membantu perkembangan yang tidak perlu mengenai tipe okupasi okupasi menurut jenis kelamin atau pandangan pandangan yang sempit mengenai kesempatan kesempatan pendidikan atau okupasional yang tersedia ;dan(3) pengakuan bahwa perasaan perasaan mengenai kompetensi pribadi menghadapi masa depan tumbuh dari pengetahuan tentang kelebihan kelebihan .cara cara untuk memodifikasi kelemahan kelemahan ,keterampilan keterampilan dalam merencanakan dan menggunakan sumber sumber eksploratoris yang tersedia ,pemahaman tentang hubungan hubungan antara persekolahan dan penerapannya dalam pekerjaan serta peranan peranan masyarakat lainnya(Herr&Cramer,1984:21) Bimbingan karier sejak permulaan kelahirannya diperlukan sebagian karena komleksitas dunia kerja .Walaupun dunia kerja ini ,juga ini telah diketahui oleh person dan tokoh tokoh bimbingan karier terdahulu lainnya,akan tempak sederhana bila di bandingkan dengan masyrakat ilmiah dan teknologi dewasa ini, dapat dipastikan bahwa program program bimbingan karier dari generasi generasi, sangat bermanfat dalam membantu ribuan anak muda dalam keputusan keputusan ,penempatan penempata dan penyesuaian penyesuaian kariernya .

TERAPI KONSELING DENGAN HIPNOTIS

( Sembuhkan Stres Pascatrauma )
Oleh:Wahid Suharmawan

PENDAHULUAN
Cerita yang cukup memilukan, tetapi makin sering terdengar. Pola-pola kejadiannya selalu sama. Seorang yang sendirian di tempat yang asing atau tempat yang ramai didekati oleh seorang atau beberapa pria asing. Ia disapa dengan ramah dan sopan sebagaimana berlangsung dalam pertemuan biasa. Namun, akhirnya ia menyerahkan dompet, perhiasan, atau harta benda lain kepada si pria asing itu, seakan-akan dengan sukarela. Bahkan terjadi, ia mengantar pria asing itu ke bank, menarik uang berjuta-juta rupiah dari rekeningnya dan memberikan semuanya kepada orang yang tidak dikenal itu. Setelah pria asing itu pergi, baru ia menyadari bahwa ia menjadi korban penipuan. Semuanya dilakukannya dalam keadaan terhipnotis.


Dari sepenggal cerita di atas kita mungkin bisa berpendapat bahwa hipnosis atau hipnotis adalah suatu hal yang negatif dan merupakan suatu cara untuk melakukan suatu kejahatan. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu hipnotis sekarang ini banyak digunakan pada praktiknya adalah untuk hal-hal semacam itu, seperti memperdayai seseorang untuk kemudian diambil harta benda yang dimiliki orang tersebut tanpa mendapat perlawanan dari orang yang bersangkutan. Disini kita nanti akan membicarakan ilmu hipnotis yang digunakan sebagai terapi diluar kejahatan, Ilmu hipnotis sendiri dikenal manusia sejak abad 18. Tokoh utamanya adalah Franz Anton Mesmer, dan disusul oleh James Braid, Charcot, Liebault, Bemheim, Sigmund Freud, Clark Haul dan sebagainya. Hipnotis oleh para pakar di barat lebih diyakini sebagai seni ketimbang klenik. Hipnotis, kata para pakar itu, merupakan seni sugesti, seni komunikasi, seni merubah tingkat kesadaran, dan seni eksplorasi alam bawah sadar.

Analisis Transaksional

Oleh Wahid Suharmawan

Dalam setiap hubungan dan interaksi dengan berbagai tingkatan dan perbedaan latar belakang, mengetahui ego state adalah sebuah langkah yang sangat ideal. Mengetahui egostate lawan bicara akan membuat kita menggunakan bahasa yang se visi dengan lawan bicara kita, Ada 3 egostate yang akan dibahas dalam posting kali ini, pertama adalah egostate anak, kedua adalah egostate dewasa dan ketiga adalah egostate orang tua.

Setiap egostate terwakili oleh beberapa symbol yang melambangkan kekuatan karakter atau sifat dari individu dengan egostate tertentu. Anak bisa berada dalam tahap egostate anak, dewasa bahkan orang tua. Anak yang memiliki egostate anak maka dia akan menggunakan bahasa paedagogik, bahasa anak - anak dengan tingkat ketajaman analisa yang rendah, segala hal dilihat dari segi penampilan dan fisik belum dinilai dari segi kualitas. Seorang anak memilih baju maka warna, kemudian sablon, menjadi bahan pertimbangan pertama, meskipun merknya lebih branding menurut orang dewasa jika warnanya tidak atrractive maka anak kurang tertarik, secara fisik mereka melihat kaos dari sudut luar bukan dari kenyamanan. Anak yang beregostate dewasa mulai menggunakan analisis dalam menilai sesuatu, jika saya mencubit teman saya maka dia akan balas mencubit saya. Anak dengan egostate dewasa bisa terbentuk karena urutan dalam kelahiran, pengalaman dan kejadian hidup. Pengasuhan orang tua dll.

Anak dengan egostate orang tua maka dia akan menampilkan kesan bijaksana dalam melakukan segala sesuatu, Tidak usah bertengkar sekarang kita main yang lain aja yuk .. yang penting teman - teman bisa main bersama, kalo PS khan cuma 2 orang, sementara kita khan 7 orang. Selain kematangan secara emosi pada umur anak - anak, mereka lebih kebal terhadap tekanan mental yang menimpa mereka, bisa terjadi karena secara continue mereka mendapatkan cara asuh yang benar, mereka mampu menempatkan diri secara wajar dalam segala situasi, bahkan terlihat berwibawa dikalangan anak - anak.

Membuat Career Mind Map

Oleh; Wahid Suharmawan

Banyak orang merasa bingung ketika dihadapkan pada kenyataan masa depan, “mau dikemanakan arah hidup kita”. Itulah mengapa kita perlu peta dalam hidup kita. Peta perjalanan hidup itu digambarkan dalam suatu peta karier. Seperti misalkan orang yang ingin pergi ke suatu tempat, maka ia perlu memikirkan tujuan perginya, bagaimana cara sampai pada tujuan, jalan-jalan  mana saja yang harus dileati agar cepat sampai tujuan. Begitupun hidup, harus jelas arah tujuannya, jalan-jalan mencapai tujuan, dan bagaimana cara mencapai tujuan hidup. Pertanyaan terakhir, bagaimana cara mencapai tujuan hidup dapat dijelaskan melalui karier.

A. Peta Karier
Peta karier adalah gambaran masa depan yang Anda tuliskan secara konkret dan nyata. Peta karier bukan sekedar pencapaian karier pada masa jangka pendek atau pada saat menjalankan suatu pekerjaan. Saat ini ketika ada sedang belajar di SMA/SMK pun itu adalah sebuah langkah-langkah dalam pencapaian karier.

Di dalam karier kita mengenal ada karier awal, jalan-jalan karier dan karier puncak. Karier adalah serangkaian proses untuk mencapai cita-cita kita. Maka untuk dapat berkarier kita harus mempunyai impian dan cita-cita terlebih dahulu. Karier itu diwujudkan dalam suatu pekerjaan, atau aktifitas-aktifitas tertentu. Dalam pengertian ini, karier berarti tidak diartikan secara sempit yaitu berhubungan dengan pekerjaan saja yang dapat menunjang kebutuhan-kebutuhan pribadi.

Karier awal adalah awal mula kita memulai perjalanan karier, setelah melalui serangkaian proses belajar/studi karier (pre-service training). Jalan-jalan karier adalah perjalanan karier menunuju pada karier puncak. Sementara karier puncak adalah karier yang menjadi idaman atau cita-cita kita. Dalam tempo ini karier awal hingga karier puncak dapat mencapai waktu sepanjang hayat (Long life). Karier puncak terletak dimasa-masa akhir usia. Misalkan pada usia 40-60 tahun.