Minggu, 01 Maret 2015

Pendidikan Karier Pada Era Modern

oleh ; Wahid Suharmawan

  Ada 2 (dua) bentuk pendidikan karir, yaitu (1) Model Federal, dan (2) Model State. Model Federal merupakan model yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat Amerika Serikat dan telah memiliki konsep yang baku di seluruh wilayah negara. Kepekaan terhadap potensi unik setiap daerah menjadi kurang.Sedangkan Model State dikeluarkan oleh tiap-tiap negara bagian di Amerika Serikat dimana konsepnya disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing negara bagian.Hal ini baik, tetapi mengakibatkan corak lulusan yang bersifat kedaerahan dan standar lulusan antara negara bagian satu dengan yang lain berbeda-beda. Kemudian Model Federal dibagi menjadi 4 (empat) model, yaitu (1) School Based Model, (2) Employer Experience Based Model, (3)Rural Residenal Based Model, dan (4) Home Community Based Model. Model State dibagi menjadi 3 (tiga) model, yaitu (1) Wisconsin Model, (2) Hawaii Model, dan (3) South Portlan, Maine Model.



School Based Model, memiliki konsep bahwa pendidkan dilakukan di sekolah yang benar-benar terpantau, terkoordinir, dan mempersiapkan lulusan untuk bisa terjun ke dunia kerja dan benar-benar memiliki bekal yang cukup apabila ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di dalam sekolah dibentuk masyarakat yang berorientasi kerja sehingga lulusan telah benar-benar memiliki sikap kerja yang sesuai dengan kondisi di lingkungan kerja sesungguhnya.Kelemahan dari model ini adalah semua kondisi yang disajikan di sekolah adalah simulasi dari teori-teori kerja yang ada saat itu, bukan keadaan nyata lingkungan kerja. 

Employer-Experience Based Model, menekankan keterlibatan semua para aktifis atau pakar kerja dibidang tertentu untuk membentuk suatu program pendidikan. Dengan demikian, kesesuaian atau relvansi program dengan keadaan kerja sesungguhnya sangat terjamin dan up to date.Kelamahannya adalah program pendidikan lebih ke pendidikan tradisional.

Rural Resident Based Model, memiliki fokus untuk mengembangkan potensi-potensi karir setiap individu, baik yang sudah bekerja ataupun pengangguran, dan khususnya memiliki pendapatan rendah melalui pelatihan-pelatihan. Diaharpakan setiap individu memiliki keterampilan tambahan dan bisa membaca peluang kerja sesuai dengan karakter individu  dan lingkungan.

Home Community Based Model, pelatihan-pelatihan yang menekankan tiap individu bisa mengembangkan keterampilannya sendiri dirumah. Pelatihan menggunakan media broadcasting seperti televisi dan radio. Hal ini sangat memberikan kebebebasan setiap individu untuk berekspresi dan bereksperimen, akan tetapi kontrol dan pengawasan terhadap perkembangan individu sangat kurang dan sulit dilakukan.

Wisconsin Model, setiap tujuan secara terstruktur dan komprehensif memiliki topik yang jelas, terinci, dan terencana hingga proses evaluasinya. Kelemahannya adalah evaluasi dijadikan penentu akhir bagi setiap tujuan sehingga kontinuitas dari tingkat satu ke tingkat lain terasa tidak ada, artinya apabila sudah dievaluasi maka tujuan tersebut dianggap selesai dan tidak dimunculkan lagi pada tingkat yang lebih tinggi.
Hawaii Model, konsep dari model ini adalah kontinuitas setiap materi atau objek pembelajaran sangat dijaga dari tingkat ke tingkat, sehingga lulusan mendapatkan keterampilan yang utuh mulai dari pengenalan, pengembangan, dan pembentukan..Kelemahan model ini adalah area materi bersifat relatif sempit.
South Porland, Maine Model, memiliki konsep yang kompleks, berangkat dari pengenalan individu terhadap identititas individu, kemudian meluas menuju lingkungan individu, dan berakhir pada persiapan lulusan untuk masuk ke dunia kerja. Kompleksitas tersebut dipecah menjadi beberapa tujuan yang disebar ke berbagai tingkat. 

A.    PENDIDIKAN KARIR
1.      Definisi Pendidikan Karir
Menurut American Institude for Research dalam bukunya  Career Educational,(1973) Pendidikan karir merupakan perkembangan dari kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhannya yang unik dengan memperhatikan beberapa aspek ,diantaranya terhadap pilihan pekerjaan, tanggung jawab social, kegiatan penggunaan waktu luan dan perkembangan Pribadinya.
Menurut Loi-ellen Datta dan Corinne H. Rieder, dalam bukunya Career Educatioanal in the National institude of Educational.A status Report (1973).Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perkembangan dari pengetahuan, kemampuan umum dan kemampuan Khusus guna membantu individu-individu dan kelompok-kelompok untuk memperoleh pegangan dan mencapai kemajuan dalam pekerjaan, serta dalam merencanakan suatu karir.

Menurut James C. Hansen dkk.PK merupakan suatu proses atau perkembanga yang bersifat seumur hidup, yang tujuannya adalah untuk membantu individu memiliki kecakapan atau memiliki pemahaman yang jelas tentang alternative kerja. Beberapa pengertian pendidikan karir, menurut para pakar:
a.       American Institute for Research dalam bukunya: Career Education (1973) mengemukakan:
“Pendidikan karir merupakan perkembangan kecakapan dan pengetahuan yang secara langsung menembus individu siswa agar dapat memenuhi sendiri kebutuhan-kebutuhannya.”
b.      Lois – Ellen Datta dan Corinne H.Rieder dalam bukunya Career Education In The National Institute Of Education: A Status Report (1973) mengemukakan:
“Pendidikan karir dapat diartikan sebagai suatu perkembangan dari pengetahuan kemampuan umum dan khusus untuk membantu individu dan kelompok.”
c.       Kenneth. B.Hoyt dan Daryl Laramore dalam artikelnya The Counselor’s Role In Career Education (1974) mengemukakan:
“Pendidikan karir adalah totalitas dari usaha, jalan atau cara yang ditempuh dalam proses belajar dan berkaitan dengan pekerjaan.”
d.      Edwin L.Herr. mengungkapkan:
“Pendidikan karir merupakan suatu proses perkembangan fasilitas karir untuk semua siswa yang bersumber dari modifikasi pengalaman-pengalaman baik disektor industri, bisnis, maupun rumah tangga.”
e.       James C.Hansen, Richard R.Stevie dan Richard W.Warner dalam bukunya: Counseling: Theory and Process (1977). Mengemukakan:
 “Pendidikan karir adalah suatu proses atau perkembangan yang bersifat seumur hidup yang bertujuan membantu individu memiliki kecakapan atau mempunyai pemahaman yang jelas tentang alternatif kerja.”
f.  Menurut Gibson (2011: 485) menyatakan bahwa:
“Program pendidikan karier dirancang untuk menyiapkan individu bagi pemilihan karier secara bijak, namun banyak remaja dan para dewasa muda tidak mampu mengatasi secara adekuat pengambilan keputusan yang sangat kritis ini tanpa bantuan konselor professional.Konseling orang tua, konseling kelompok dan aktivitas bimbingan kelompok mempersentasikan kontribusi konselor karier bagi pengembangan karier individu dan program pendidikan karier sekolah”.
Berdasarkan pengertian di atas, bimbingan karir dalam setting sekolah pada dasarnya berlangsung searah dan sejalan dengan pendidikan karir. Pedndidikan karir adalah proses yang bersifat seumur hidup  dan pendidikan karir merupakan penunjang utama perkembangan karir.

2.      Model-model Pendidikan Karir
a.       SchoolBase Comprehensive Career Education
Sebagian besar model ini menekankan pada pengembangan dan memperluas lapangan pendidikan karir. Yang dipelopori oleh Edwin L dengan unsur-unsurnya:
1)      Kesadaran karir (Career Awareness) yaitu Merupakan bentuk pemahaman akan dunia kerja secara menyeluruh.
2)      Kesadaran diri (Self - Awareness)Yaitu berbentuk kesadaran yang dimiliki siswa terhadap dirinya.
3)      Apresiasi dan sikap (Apprecitions Attitudes) yaitu Berupa suatu sistem nilai terhadap karir dan bagaimana peranannya.
4)      Kemampuan pembuatan keputusan (Decision Making Skill)Yaitu bentuk pemahaman siswa terhadap tahapan pembuatan keputusan.
5)      Kesadaran ekonomis (Economic Awareness)Yakni kesadaran yang dimiliki siswa terhadap relasi antara faktor ekonomi, pola hidup dan pekerjaan.
6)      Kesadaran kecakapan bekerja dan kompetensi awal (Skill Awareness and Biginning Competence).Berupa dasar-dasar keterampilan kognitif yang dituntut untuk mengidentifikasi tujuan dari suatu tugas.
7)      Keterampilan kecakapan bekerja (Employability Skill)Yaitu berbagai bentuk keterampilan yang dituntut guna dapat secara langsung melakukan berbagai tugas secara tepat.
8)      Kesadaran pendidikan (Educational Awareness)Yaitu suatu bentuk pengenalan dari siswa tentang makna perkembangan keterampilan dasar dan penguasaan pengetahuan


b.      Employer Base Career Educational Model
Model pendidikan karir ini basisnya adalah pekerja bermanfaat untuk merencanakan alternatif-alternatif yang lebih komprehensif pada pendidikan umum, yang dipelopori oleh Herr dengan tujuan sebagai berikut:
1)      Mengulangi dan memperkuat kompetensi pendidikan siswa serta minatnya.
2)      Menyediakan kesempatan kepada siswa dalam berbagai macam kegiatan.
3)      Mengembangkan kekuatan konsep diri (self-concept).
4)      Menyediakan bermacam-macam informasi yang tepat kepada siswa.

c.       Home - Base Career Education Model
Model ini basisnya adalah keluarga menitikberatkan kepada pemberian penerangan untuk individu.
d.      Rural Residential – Based Career Education Model
Model pendidikan karir ini meletakkan basisnya pada pendidikan pedesaan dengan menitikberatkan pada pekerja dibawah umur dan berbagai macam masalah keluarga pedesaan.
3.      Tujuan Pendidikan Karir
Institusi program pendidikan karir di sekolah-sekolah pada umumnya bertujuan:
a)      Membantu para siswa untuk mengeksplorasi terhadap sekelompok pekerjaan.
b)      Menyiapkan berbagai informasi tentang karir.
c)      Menyiapkan dan melengkapi siswa dengan kemampuan umum dan khusus.
d)     Menyiapkan berbagai bentuk konselor kepada para siswa



4.      Pendidikan Karir dan Konselor
Dalam pelaksanaan pendidikan karir, konselor profesional sebagai bagian dari staf yang menangani program pelaksanaan pendidikan karir memiliki perasaaan yang penting dan ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan program layanan pendidikan karir.
American Personel and Guidance Association mengemukakan enam statement tentang fungsi konselor dalam pendidikan karir, yakni:
a)         Melengkapi kepemimpinan dalam identifikai dan implementasi program.
b)         Melengkapi kepemimpinan dalam asimilasi dan aplikasi dari metode.
c)         Melengkapi kepemimpinan dalam identifikasi, klasifikasi dan manfaat diri.
d)        Melengkapi kepemimpinan dalam menhapus perbedaan ras, suku dan sebagainya.
e)         Melengkapi kepemimpinan dalam memperluas serta menetapkan bermacam-macam alat perlengkapan yang cocok.
f)          Melengkapi kepemimpinan dalam mengutamakan pentingnya menempatkan fungsi konseling karir dalam program pendidikan karir.

B.     MASA DEPAN BIMBINGAN KONSELING KARIR PADA ERA MODERN
1.      Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan  Karier
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan pendidikan dan karier adalah:
a.       Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan kehidupan pendidikan dan karier anak.Faktor ini menjuga pertimbangan anak dalam melanjutkan studinya karena berkaitan dengan keadaan ekonomi orang tua.Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua dan masyarakat.Hal ini dapat kita lihat pada anak yang berkemampuan intelektual tinggi namun tidak dapat menikmati pendidikan karena benturan ekonomi dan juga berlaku sebaliknya.
b.      Faktor Lingkungan
Lingkungan disini meliputi 3 macam.Pertama, lingkungan masyarakat, seperti lingkungan masyarakat pertanian, perindustrian, perdagangan, lingkungan akademik atau lingkungan kurang terdidik.Kedua adalah lingkungan rumah tangga dan sekolah karena lingkungan ini sangat mempengaruhi kehidupan remaja baik pendidikan maupun cita-citanya, dan juga menjadi sarana pembentukan karakter anak berdasarkan peraturan-peraturan yang diterapkan didalam lingkungan.Ketiga, yaitu lingkungan teman sebaya, yang mana pergaulan teman sebaya mempengaruhi kehidupan masing-masing remaja, yang mana dengan adanya pengaruh itu remaja akan menjadi dirinya masing-masing sesuai dengan jenis kelaminnya.
c.       Faktor Pandangan Hidup
Lingkungan dapat membentuk suatu pandangan hidup seseorang.Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya. Dalam pemilihan pendidikan sendiri, seorang remaja dipengaruhi latar belakangnya, yaitu pada remaja dari keluarga kurang mampu akan berpikir untuk menjadi kaya dengan menempuh pendidikan yang cepat untuk mendapat kekayaan dengan menempuh pendidikan kedokteran, ekonomi, dan ahli teknik.
2.      Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier Terhadap Tingkah laku dan Sikap
Pada beberapa keluarga memandang pendidikan kurang penting sebab mereka hanya melihat pendidikan dari jenjang pendidikan dasar yang mana mengajarkan ilmu-ilmu dasar yang memang belum dapat diaplikasikan untuk mendapat pekerjaan.
Sikap remaja terhadap pendidikan sekolah sangat dipengaruhi oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang baik di mata remaja bukan hanya tergantung pada keadaan guru tersebut melainkan pada banyak aspek yang mana yang paling utama adalah bagaimana guru itu “menolong dan membantu muridnya” dengan memberi nilai yang tinggi. Hal ini sangat berbahaya bagi sekolah karena mengaburkan tugas guru yaitu membimbing dan menilai berdasarkan faktor objektif dan tidak hanya mengandalkan emosionalnya.
a.       Perbedaan Individu dalam Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Pencapaian tingkat pendidikan seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat kecedasan atau IQ-nya.IQ yang berbeda membuat tingkah laku setiap individu itu berbeda dan berpengaruh pada perkembangan kehidupan pendidikan dan kariernya.
b.      Upaya Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
Dalam pengembangan kehidupan pendidikan dan karier, orang tua perlu memahami kemajuan pendidikan baik disekolah atau di luar sekolah.Oleh karena itu para remaja masih memerlukan bimbingan dan pengarahan dari orang tua dan para guru mereka.

3.      Program Perkembangan Karir Di Institusi Pendidikan
Membentuk dan Melaksanakan Program Perkembangan Karir Umum K-12 dalam Kerangka Kerja Model Nasional ASCA.Ada masa-masa penting dalam proses perkembangan karir. Walaupun, jika kita mengembangkan dasar untuk proses perkembangan mental, kita pasti menghadapi tahun tahun menguntungkan ketika para siswa bersekolah. Untungnya, Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA, 2003) telah berperan penting di wilayah ini dengan menerbitkan ASCA model nasional: dalam Kerangka Kerja untuk Program Konseling Sekolah (ANM). ANM adalah kerangka kerja yang menekankan perkembangan karir, akademik, dan sosial.ANM memberikan uraian untuk mengembangkan program perkembangan karir umum.Kompetensi seharusnya dihasilkan dari suatu program, dan informasi yang berharga lainnya. Pada bab ini, membentuk dan melaksanakan program perkembangan karir umum K12 dasarnya seperti yang ditunjukkan oleh ANM. Maksudnya adalah menunjukkan bahwa perkembangan karir merupakan bagian dari kerangka kerja untuk program konseling sekolah tersebut tidak berdiri sendiri.
a.       Latar Belakang Sejarah
Perkembangan karir merupakan proses yang tetap (Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Herma, 1951; Super, 1957) dan aspek penting dari perkembangan ini yang terjadi selama tahun-tahun sekolah. Lebih dari empat dasawarsa yang lalu, Yang paling berambisi dari program-program ini adalah gerakan pendidikan karir yang dikembangkan selama pelaksanaan Nixon yang dibawah kepemimpinan dan Pendidikan Kesekretarisan Sidney Marland. Banyak pengajar konselor yang terkemuka, termasuk K. B. Hoyt (2005) terlibat di dalam gerakan ini yang melihat pembentukan program ekstensif untuk membantu anak-anak dan dewasa guna memperluas wawasan karirnya,
Pendidikan karir merupakan suatu usaha yang dimaksudkan untuk mengfokuskan pendidikan Amerika dan kegiatan masyarakat luas yang akan membantu orang-orang membutuhkan dan menggunakan pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang perlu bagi setiap orang untuk melakukan kegiatan yang berguna, produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Marland (1974) menjelaskan delapan pendidikan karir yang dikenali oleh Pusat Penelitian Pendidikan Kejuruan di Universitas Negeri Ohio:
1.      Kesadaran Karirpengetahuan dari seluruh spektrum karir.
2.      Kesadaran Diribagian pengetahuan untuk memberikan keputusan sendiri.
3.      Penghargaan, Sikapperan hidup, perasaan terhadap diri sendiri dan yang lain dalam menghargai masyarakat dan ekonomi.
4.      Kemampuan Menentukan Keputusanmenggunakan informasi pada proses rasional untuk meraih keputusan.
5.      Kesadaran Ekonomipersepsi dari proses produksi, distribusi, dan konsumsi.
6.      Kesadaran Kemampuan dan Kompetensi Awalkemampuan dimana manusia menyampaikan perilakunya.
7.      Kemampuan untuk Dapat Mengerjakankemampuan hubungan sosial dan komunikasi yang tepat pada penempatan karir.
8.      Kesadaran Pendidikanpersepsi hubungan antara pendidikan dan tugas hidup (hal. 100 – 102).
Pada pertengahan 1980an, sebagian besar sisa–sisa gerakan pendidikan karir pada tahun 1970an yang telah diperluas dari sekolah Amerika dengan gerakan pendidikan dari yang terbelakang hingga dasar. Anjuran yang lampau hingga dasar itu sangat penting terhadap pendidikan karir di sekolah dasar yang mengfokuskan perhatian anak-anak terhadap pekerja, mengembangkan ketrampilan dengan cara melanjutkan pendekatan, dan bidang yang menjalankan tempat kerja karena kegiatan ini membutuhkan waktu yang jauh dari inti pokok persoalan. Banyak kesalahan yang dibuat dalam perencanaan dan pelaksanaan program tersebut, termasuk (1) mereka dibiayai dengan dana luar negeri hingga sekolah negeri dengan tidak dirancanakan untuk memberikan dukungan keuangan dari dalam sekali lagi dana dari luar negeri itu diserahkan; (2) mereka menambahkan beban kerja dari kelompok yang melebihi batas: guru; (3) istilah pendidikan karir berhubungan secara negatif dengan pendidikan kejuruan pada banyaknya orang tua kelas menengah, mengenai anak-anaknya yang mungkin dialihkan dari kurikulum lanjutan perguruan tinggi; (4) dukungan politik lokal diantara pendidik, orang tua, dan lingkungan bisnis yang dikembangkan dengan tidak teliti dalam banyak contoh.
Walaupun, pendidikan karir, dan khususnya ide pendidikan dan karir seharusnya berhubungan, itu lebih ulet dari pada yang dipercaya banyak orang. Pada tahun 1989 Komite yang Menyelaraskan Informasi Pekerjan Nasional (NOICC, 1989a, b, c, d) menerbitkan empat terbitan luas yang menguraikan bagaimana perkembangan karir di sekolah-sekolah dan di tempat-tempat lain bisa dilaksanakan. Ini telah digabungkan kedalam terbitan pada tahun 1996 (Kobylarz, 1996).Pada tahun 1994 Sekolah yang Menyiapkan Kesempatan (STW) disahkan oleh kongres.Perundangundangan tidak sabar menyediakan sekolah umum untuk mengembangkan program pendidikan yang menarik bagi semuanya, untuk menghubungkan pokok persoalan akademik untuk dilaksanakan, membantu siswa untuk mengenali minatnya, dan mendorong siswa untuk melakukan peencanaan pendidikan dan karir.
Asosiasi Sekolah Konselor Amerika, menerbitkan Standar Nasional untuk Program Konseling Sekolah (Campbell dan Dahir, 1997), yang menekankan pentingnya mengembangkan kompetensi perkembangan karir di usia sekolah dalam konteks program konseling sekolah. Sekolah standar menetapkan lima standar yang digolongkan di bawah tiga area: perkembangan akademik, karir, pribadi/sosial. Standar untuk perkembangan karir mencakup (1) siswa seharusnya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk mencari dunia kerja yang ada hubungannya dengan dirinya sendiri dan menggunakan informasi ini untuk menentukan karir; (2) siswa akan menggunakan strategi-strategi untuk meraih pilihan dan kepuasan karir masa depan; dan (3) pelajar akan mengembangkan pemahaman dari hubungannya dengan kualitas, pendidikan, dan dunia kerja pribadi. Kemudian standar tersebut mulai mengenali kompetensi tertentu jika program konseling sekolah dikembangkan untuk memenuhi standar.
Penerbitan Standar Nasional untuk Program Konseling Sekolah (Campbell dan Dahir, 1997) merupakan pendahuluan pada penerbitan yang jauh lebih penting, salah satunya kelihatannya dipersiapkan untuk memiliki dampak yang besar pada program perkembangan karir K-12. Pada tahun 2003, ASCA Model Nasional: Suatu Kerangka kerja untuk Program Sekolah (ANM). Penerbitan yang mencakup standar nasional, juga menjelaskan proses untuk program konseling sekolah umum diantara komponen lain.

b.      Model ASCA dan Perkembangan Karir
ANM mengandung apa yang “ASCA percaya terhadap bagian penting pada kualitas dan program konseling sekolah yang efektif” (ASCA, 2003, hal. 3) dan penjelasan singkat dari mekanisme penyampaian yang digunakan dalam program konseling umum. Ini juga mengandung daftar kompetensi bahwa siswa seharusnya berkembang sebagai hasil dari program konseling sekolah.ANM mengandung empat kompetensi.Ini merupakan dasar dari system penyampaian, keadaan untuk dapat dipertanggungjawabkan, dan system menejemen.Program dasar tersebut menyediakan dasar penyampaian dan system menejemen.Seperti panah pada model ilustarasi, fondasi untuk program konseling sekolah umum yang seharusnya berdasarkan pada pernyataan kepercayaan; pernyataan tugas.Dan standar nasional untuk perkembangan akademik, karir, dan pendidikan.Standar perkembangan karir tidak semuanya murni.
c.       Proses Perkembangan Program
Perencanaan program komprehensif mencakup (1) memperoleh dukungan administratif, 2) menentukan persyaratan, (3) membentuk komite perencanaan, (4) mengadakan keperluan penilaian untuk menentukan perlunya kompetensi yang dikembangkan, (5) merencanakan program untuk mengembangkan kompetensi, (6) pelaksanaan program, dan (7) membangun sistem yang bisa dipertanggungjawabkan (ASCA, 2003).
d.      Memperoleh Dukungan Administatif
Meskipun ANM berkembang untuk melayani sebagai bimbingan untuk perkembangan atau pembaharuan program wilayah yang luas, model tersebut menerapkan di sekolah swasta. Pada persoalan lain, pengurus tingkat tinggi atau kepala sekolah yang besifat membangun harus menyetujui untuk mengesahkan program perkembangan karir jika berhasil. Jika usaha perkembangan program ditujukan pada semua wilayah, pengesahan dari kenaikan kelas seharusnya dilihat.


e.       Menentukan Persyaratan
Agar berhasil, program harus memiliki staf, anggaran, fasilitas, materi dan persediaan, dan teknologi yang tepat untuk menjalankan program.Sebelum banyaknya usaha diawali pada bentuk program, konselor sekolah seharusnya memperkirakan biaya yang diperlukan di tiap komponen di dalam program tersebut. Perkiraan ini seharusnya disampaikan oleh penyelenggara selama proses memperoleh dukungan administratif.
f.       Membentuk Komite Perencanaan
Komite ini memiliki sejumlah tanggung jawab, termasuk menulis misi pernyataan, konsep filosofi untuk program tersebut, melakukan perlunya penilaian, dan perencanan program.Komite perencanaan seharusnya mencakup perwakilan dari staf administrasi, pengajukan fakultas, konselor sekolah, orang tua, anggota masyarakat bisnis, dan setidaknya satu perwakilan siswa. Beberapa tugas yang dikerjakan oleh komite dan dijelaskan secara rinci pada paragraf berikut.Misi dan pernyataan filosofi itu penting.
Tujuan dasar adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pilihannya dengan memberikan informasi profesi dalam format yang menarik dan dengan menarik klise profesinya. Meskipun tujuan ini masih penting pada tingkat SMA, meningkatkan kesadaranya dan mempertinggi arah tujuannya, perencanaan, dan kemampuan menentukan keputusan menjadi penting.Alat penilaian bisa digunakan untuk menyelesaikan dan meningkatkan kesadaran diri, tapi siswa seharusnya digunakan pada latihan penilaian diri.Kemampuan penilaian diri bisa ditingkatkan dengan meminta siswa memperkirakan minat dan bakatnya dengan hasil ujian dan hasil inventaris.
Sistem bimbingan karir yang dibantu komputer (CACGS) bisa digunakan untuk meningkatkan proses perkembangan karir di tingkat SMP. Luzzo dan Pierce (1996) mendirikan karir pendewasaan siswa ditingkatkan ketika siswa menggunakan penemuan dalam penjelajahan karirnya.Prosedur kelompok kecil dikenal sebagai sarana meningkatkan perkembangan karir baik di SMP maupun di SMA, tetapi karena struktur, kelompoknya lebih mudah diatur di tingkat ini.
Kegiatan perkembangan karir kelompok mungkin sangat bervariasi, mungkin mengadakan seminar karir yang mewakili suatu profesi, seperti sales asuransi, atau supir truk bisa membahas sifat-sifat pekerjaannya, persyaratan pelatihan, persyaratan penggajian, keuntungan dan kerugian gaya hidup, dan lain sebagainya dengan kelompok kecil dari siswa yang tertarik. Kelompok juga bisa diatur untuk tujuan penyelidikan, fokus pada proses penentuan keputusan karir; atau untuk bidang perjalanan penjelajahan rumah sakit, tempat industri, dan sebagainya.
Brown mengatakan (1980) digaris bawahi apa yang dimaksud dengan kelompok perencanaan hidup, yang terdiri dari tujuh komponen: (1) memahami perilaku manusia, (2) konsep diri sebagai pemenang, (3) pentingnya fantasi dalam perencanaan, (4) mencocokan fantasi dengan kenyataan, (5) menentukan tujuan, (6) perencanaan jangka pendek, (7) perencanan jangka panjang. Amatea, Clark, dan Cross (1984) mengevaluasi materi SMA selama dua minggu yang disebut gaya hidup yang dimaksudkan pada (1) meningkatkan kesadaran siswa terhadap nilainya dan kesenangannya untuk berbagai peran hidup, (2) meningkatkan kesadaran siswa terhadap biaya dan keuntungan yang berhubungan dengan berbagai gaya hidup, dan (3) membantu siswa membangun prioritas peran hidup.
Dalam hal ini ditenemukan bahwa materinya nampak meningkatkan penentuan siswa mengenai pilihan karirnya. Mereka juga menemukan bahwa pada akhir pembahasan kelompok, laki-laki dan perempuan tidak berubah-ubah dalam sikap-sikapnya kearah peran keluarga.
Sebelum melibatkan siswa di dalam kegiatan kelompok, penyaringan wawancara seharusnya diadakan untuk menentukan tujuan siswa, tingkat motivasi dimana mereka bekerjasama dengan anggota kelompok lain. Siswa yang tidak termotifasi dan potesi masalah kedisiplinan mungkin terhindar dari kelompok kalau konselor merasa bahwa masalah tersebut bisa dikoreksi di dalam pengaturan kelompok.
Siswa yang Memiliki Berbagai Potensi Ini mungkin kebenaran yang tak dapat disangakal lagi bahwa konselor meremehkan kebutuhan siswa yang berbakat, atau sebagai Pask McCartney dan Salamone (1988) menghubungkan mereka, siswa yang memiliki berbagai potensi, karena mereka memiliki begitu banyak kesempatan yang terbuka merupakan semacam sumpah. PostKammer dan Perrone (1983) melaporkan bahwa lebih dari 30% siswa yang berbakat dalam pembelajaranya terasa tidak dipersiapkan untuk menentukan keputusan karir ketika mereka meninggalkan SMA. Ini mungkin merupakan persoalan bahwa tipe program yang diperlukan oleh siswa ini tidak berubah-ubah dari yang diperlukan oleh teman yang kurang berbakat, meskipun laporan oleh Borman, Nash, Colson (1978) menganjurkan bahwa siswa yang berbakat di dalam programnya tidak menyukai bagian ujian tersebut. Ini sangat mungkin bahwa siswa ini telah teruji begitu luas bahwa mereka berbeda dengan proses penilaian formal.
Dalam pembelajaranya bahwa maksud program perkembangan karir anak anak yang berbakat, Gassin, Kelly, dan Feldhusen (1993) tidak menemukan perbedaan terhadap pastinya pilihan karir antara anak berbakat di SMP.Walaupun, di saat mereka dewasa menjadi kurang yakin tentang pilihan karirnya, mungkin karena mereka mulai mempertimbangkan perannya sebagai bapak dan ibu dalam rencananya.Menariknya, perempuan lebih terlibat dalam perencanaan karir daripada laki-laki selama SMA.
Pembelajaran ini menganjurkan bahwa usaha yang diarahkan terhadap perempuan mungkin perlu fokus mengenali faktor – faktor yang menuntun pada ketidakpastian dan membantu menghadapi mereka, mengingat usaha yang mungkin perlu dijaga untuk memperkirakan perencanaan antar anak SMA.Perwakilan serikat kerja setempat atau pegawai bisa memberikan informasi persyaratan training, program pekerjaan magang, kesempatan kerja, syarat keanggotaan, dan keuntungan. Kantor pemerintah terletak di masyarakat, di daerah, atau tingkat nasioanl, sering bisa memberikan informasi untuk membantu siswa kesempatan dan persyaratan pelayanan pemerintah merupakan area yang bisa mencakup oleh perwakilan. Agen seperti kantor perluasan wilayah dan layanan pekerjaan sudah terlibat oleh sifat kerjanya dalam kegiatan informasi karir.
Setiap masyarakat mencakup beberapa agen sosial yang terlibat dalam kegiatan informasi karir. Khususnya mungkin terlibat merupakan agen yang memiliki pelayanan yang pada dasarnya diarahkan pad anak muda, seperti pramuka, YMCA, YWCA, dan klub 4H. Banyak diantaranya melayani sesama anak sekolah ketika di sekolah.Proyek informasi karir tertentu mungkin bahwa mereka mungkin bisa mengembangakan bantuan sebenarnya ke sekolah.Mereka mungkin juga memiliki akses informasi di bidang tertentu yang bisa membantu sekolah pada program informasi karir.
Kerjasama dengan perpustakaan seempat mungkin memberikan kumpulan yang lebih komprehensif dari materi informasi karir seperti perkembangan pelayanan khusus yang merupakan bantuan kepada anak muda usia sekolah.
Banyak sumber mengabaikan lebih dari satu diantara kategori yang telah kami pertimbangkan. Di berbagai cara, ini mungkin paling berharga diantara semua. Konselor dan guru mungkin menemukan keuntungan untuk membenagun jaringan yang melibatkan hubungan dengan sebanyak sekolah dan sumber masyarakat semungkin yang tiap hubungan ini bisa memberikan informasi pada sumber baru.

daftra referensi


Alisuf Sabri,H.M.(2005).Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Proyek Pengadaan

Buu Daras/Ajar Atas Biaya Dipa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Garrison, Carl. Psychology of Adolescence.New Jersey : Prentice-Hall, Inc, 1956.
Gibson, Robert L. & Mitchell, Marianne H.(2011) Bimbibingan dan Konseling.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurlock, E. B. 1990.Psikologi Perkembangan.Jakarta : Erlangga.
Kasiram, Moh.1985. Human Development and Education (Saduran Bebas).Surabaya : Penerbit Sinar Wijaya.

Sunarto dan Agung Hartono. 2008.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : PT. Rineka cipta.
Penegasan Profesi Bimbingan dan Konseling: Alur Pikir Penataan Pendidikan Profesional Konselor Jurnal PPB Vol. 12. No. 2, Desember 2011.

Tidak ada komentar: